PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN - Mengevaluasi Hasil Penggunaan Perkakas Tangan
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Satuan
Pendidikan : SMK
Nama
Sekolah : SMK ONDAK JAYA
Mata
Pelajaran : PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN
Kelas/Semester : X TP 1 / GASAL
Materi
Pokok/Tema/Topik : Mengevaluasi hasil penggunaan perkakas tangan
Alokasi
Waktu : 4 Jam Pelajaran
Jumlah
Pertemuan : 4
Pertemuan
Ke : 2 dan 3 (4x45menit)
Kompetensi Inti
KI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar
KD
1. Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan tentang alam dan fenomenanya dalam
mengaplikasikan Pengetahuan
Dasar Teknik Mesin pada
kehidupan sehari-hari.
KD 2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai
tuntunan dalam mengaplikasikan Pengetahuan Dasar Teknik Mesin dalam kehidupan
sehari-hari.
KD
3. Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggungjawab
dalam mengaplikasikan Pengetahuan
Dasar Teknik Mesin pada kehidupan sehari-hari.
KD 4. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun,
demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dalam
mengaplikasikan Pengetahuan Dasar Teknik Mesin kehidupan
sehari-hari.
KD 5. Menunjukan sikap responsive, proaktif,
konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam mengaplikasikan Pengetahuan
Dasar Teknik Mesin.
KD
6. Mengidentifikasi Pengetahuan
Dasar Teknik Mesin.
KD
7. Mengklasifikasai proses Pengetahuan Dasar Teknik Mesin.
Indikator
1.
Siswa dapat menjelaskan
jenis dan fungsi penggunaan perkakas tangan.
2.
Siswa dapat menjelaskan
bagian-bagian
penggunaan perkakas tangan.
3. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi proses penggunaan perkakas tangan.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa memahami
jenis dan fungsi penggunaan perkakas
tangan.
2.
Siswa memahami bagian-bagian penggunaan perkakas tangan.
3.
Siswa
mengatahui klasifikasi penggunaan
perkakas tangan.
Materi
Ajar/Pembelajaran
JENIS
DAN FUNGSI PERKAKAS TANGAN
A. JENIS PERKAKAS TANGAN
Perkakas tangan adalah alat untuk
menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan pemahatan, penandaan atau
pengerokan, diantaranya:
1
|
Ragum
|
5
|
Obeng
|
|
2
|
Kikir
|
6
|
Kunci
|
|
3
|
Pahat
|
7
|
Sekrap
tangan
|
|
4
|
Palu
|
8
|
Gergaji
tangan
|
B. FUNGSI BERBAGAI MACAM PERKAKAS TANGAN
1. Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk
menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat, digergaji, ditap, diseney, dan
lain-lain.
Dengan memutar tangkai (handle)
ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau membuka benda kerja yang dikerjakan.
Bibir dari mulut ragum harus dijaga baik-baik, jangan sampai rusak akibat
terpahat, terkikir dan sebagainya.
Bila menggunakan ragum, letakkan alat
perkakas yang kebetulan tidak dipergunakan di waktu bekerja, di atas meja kerja
di sebelah kiri dan kanan ragum, sehingga tidak bertumpuk. Meletakkannya adalah
sedemikian rupa, sehingga di sebelah kiri ragum ditempatkan alat-alat ukur dan
di sebelah kanan ialah kikir, palu, pahat dan sebagainya.
2. Kikir
Kikir adalah alat perkakas tangan yang
berguna untuk pengikisan benda kerja. Dilihat dari bentuk penampangnya, kikir
mempunyai bermacam-macam bentuk dan kegunaannya, antara lain:
a. Kikir plat, untuk pengikiran bidang rata
b. Kikir pilar, untuk pengikiran bidang yang besar
c. Kikir segiempat, untuk pengikiran penampang persegi
maupun lubang segiempat
d. Kikir segitiga, untuk lubang segitiga maupun runcing
600 atau lebih
e. Kikir pisau, untuk alur pasak dan ekor burung dengan
sudut kurang dari 600
f. Kikir bulat, untuk lubang bulat, rongga cekung
g. Kikir setengah bulat, sisi ratanya untuk bidang rata,
sisi bundar untuk rongga bundar/cekung
h. Kikir silang, untuk lekukan dan pembulatan
3. Pahat Tangan
Pahat tangan (jenis pahat dingin)
digunakan untuk memahat atau menyayat benda kerja dalam keadaan dingin.
Menurut bentuk dan kegunaannya, pahat
dingin dibagi menjadi bermacam-macam, yaitu:
a. Pahat plat/pipih, mempunyai kegunaan yang luas,
misalnya untuk meratakan bidang, pengikisan bidang cembung, memotong plat, baut
dan paku keling
b. Pahat alur/silang, digunakan untuk membuat alur-alur
sempit, alur minyak
c. Pahat dam, untuk memotong bahan yang tebal, umumnya
diawali dengan pengeboran secara berderet
d. Pahat setengah bulat/kuku, digunakan untuk membuat
alur bulat dan juga untuk meralat permulaan pengeboran yang salah
e. Pahat dimon, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut
dalam, membuat alur V, meralat permukaan pemboran yang salah.
a) Pahat
plat/pipih
b) Pahat
alur/silang
c) Pahat dam
d) Pahat
setengah bulat/kuku
e) Pahat dimon
4. Palu
Palu merupakan alat pemukul yang terbuat
dari baja dengan kedua ujungnya dikeraskan. Pada bengkel kerja bangku, palu
yang sering dipakai adalah:
a. Palu konde (ball peen)
b. Palu pen searah (straight peen)
c. Palu pen melintang (cross peen)
Selain itu ada pula palu yang terbuat
dari plastic, kayu, atau tembaga. Ukuran kayu ditentukan oleh beratnya,
misalnya 0,6 kg, 1 kg danlain-lain.
5. Obeng
Obeng secara umum digunakan untuk
mengencangkan sesuatu sekrup terhadap suatu pasangannya, baik yang berupa kayu,
plastic atau besi sekalipun.
Menurut penggunaannya obeng digunakan
menurut nomernya, dari mulai 1, 2, 3 atau lebih tergantung dari kebutuhan.
Adapun jenis obeng yang umum kita
ketahui diantaranya:
a. Obeng plat, untuk alur keras
b. Obeng kembang/philiph, untuk alur khusus.
6. Sekrap Tangan
Sekrap tangan bentuknya bermacam-macam
sesuai dengan fungsi dan penggunaannya. Pengerjaan penyekrapan adalah
menghilangkan noda-noda/tanda-tanda pada permukaan benda kerja untuk
menghasilkan permukaan yang licin dan rata sehingga mencapai ukuran yang tepat.
Pelat sekrap mempunyai bentuk mata
pemotong yang rata.
Pelat sekrap dengan mata potong bulat,
digunakan untuk meratakan permukaan yang sebelumnya telah diperiksa dahulu pada
meja rata.
Sekrap keruk, dipergunakan untuk
menyekrap bagian tengah pada permukaan yang berukuran luas/lebar.
Sekrap setengah bundar, untuk menyekrap
permukaan bagian dalam yang berbentuk lingkaran seperti bantalan poros.
Sekrap mata pemotong segitiga
dipergunakan untuk menyekrap seluas permukaan yang berbentuk segitiga.
Sekrap mata pemotong bulat berbentuk
hidung sapi, dipergunakan untuk menyekrap permukaan yang berbentuk lingkaran.
7. Gergaji Tangan
Daun gergaji tangan merupakan alat
pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi
pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja
perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel)
dan baja tungsten (tungsten steel).
Sengkang/ tangkai gergaji tangan pada
umumnya ada dua macam, yang tetap (untuk panjang daun gergaji 300 mm) dan yang
dapat disetel (untuk panjang daun gergaji 250 – 300 mm).
Spesifikasi daun gergaji tangan meliputi
jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji
ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji
secara lengkap : Single cut-straight set-18T-12".
MACAM-MACAM PERKAKAS TANGAN
A. PENGGUNAAN RAGUM
A. PENGGUNAAN RAGUM
1. Menentukan bidang dasar
Yang dimaksud dengan bidang dasar adalah
bidang yang dijadikan acuan untuk pengambilan ukuran, kesikuan dan kesejajaran
terhadap bidang lain. Suatu pekerjaan yang berbentuk balok, minimal harus
mempunyai 3 bidang dasar, di mana bidang dasar tersebut diambil dari bidang yang
berbatasan satu sama lain.
2. Mengatur ketinggian ragum
Ketinggian ragum harus diatur sesuai
dengan kebutuhan pengerjaan. Untuk pengerjaan kasar, di mana tenaga pengerjaan
diperlukan lebih besar, tinggi ragum diatur lebih rendah. Untuk pengerjaan
presisi, ragum diatur lebih tinggi dan untuk pengerjaan yang umum, tinggi ragum
diatur setinggi siku pada lengan.
3. Pencekaman benda kerja
Ragum adalah alat untuk menjepit benda
kerja, untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas
pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan
menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya
untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan
(searah jarum jam).
B. MENGGERGAJI
1. Daun gergaji tangan
Daun gergaji tangan merupakan alat
pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi
pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja
perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS high speed steel)
dan baja tungsten (tungsten steel).
2. Pemilihan Daun Gergaji Berdasarkan
Spesifikasi
Spesifikasi daun gergaji tangan meliputi
jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji
ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji
secara lengkap : Single cut-straight set-18T-12".
Tabel 9. Jenis daun gergaji berikut
fungsinya
No.
|
Jumlah gigi tiap inchi
|
Pemakaian
|
|
Jenis bahan
|
Tebal bahan minimum
|
||
1.
|
14
|
Lunak
|
5.5 mm
|
2.
|
18
|
Lunak sd sedang
|
4.2 mm
|
3.
|
24
|
Sedang sd keras
|
3,2 mm
|
4.
|
32
|
Keras
|
2,4 mm
|
3. Kecepatan langkah menggergaji
Kecepatan langkah menggergaji bisa
dianggap sama dengan kecepatan langkah mengikir untuk ukuran panjang yang sama.
Hal ini dapat dipahami karena jenis bahan daun gergaji sama dengan jenis bahan
kikir, yaitu dari baja karbon. Jadi kecepatan langkah untuk menggergaji baja
lunak adalah sekitar 40 langkah permenit.
4. Pemasangan daun gergaji
Dalam pemakaiannya, daun gergaji
dipasang pada sengkang. Posisi pemasangan daun gergaji dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pekerjaan. Ketentuan pemasangan daun gergaji adalah sebagai berikut :
a. Gigi gergaji harus menghadap ke muka
b. Ketegangannya harus cukup, sehingga tidak terjadi
lekukan pada waktu dipakai.
5. Pemegangan dan penekanan gergaji
Cara menggergaji hampir mirip dengan
cara mengikir, yang berbeda adalah cara pemegangan. Untuk pemotongan yang
berat, tekanan gergaji cukup besar, namun untuk pemotongan yang perlu lurus
hasilnya, tekanan gergaji harus ringan.
6. Langkah penggergajian
a. Membuat alur
Tinggi mulut catok/ragum sama seperti
pada waktu mengikir, bagian yang digergaji harus sedekat mungkin dengan mulut
catok/ragum. Pada permulaan menggergaji, tahan sisi gergaji dengan ibu jari.
Namun untuk pemotongan yang dianggap presisi, sebelum digergaji benda kerja
harus ditandai terlebih dahulu dengan kikir segitiga sebagai jalan awal
penggergajian.
b. Awal penggergajian
Sebagai awal penggergajian kedudukan
gergaji, menyudut ± 30º, selanjutnya gergajilah bagian sisi terlebih dahulu
yang lambat laun sudutnya makin kecil. .
c. Pemotongan benda kerja Potonglah benda kerja pada
bagian yang dekat dengan mulut
d. Bahan lebih lebar
Bila bahan yang akan digergaji melebihi
lebar sengkang gergaji, maka pemasangan daun gergaji harus diputar 90º.
7. Pemeliharaan gergaji
a. Tebal minimal bahan yang dipotong adalah 2 x pitch
gigi (tiga gigi harus selalu berada pada daerah pemotongan). Hal ini diperlukan
untuk menghindari gigi rontok.
b. Perhatikan pada waktu pemasangan, arah gigi harus
menghadap ke depan
c. Pengencangan tidak membuat sengkang menjadi bengkok
namun daun gergaji terikat dengan kuat dan aman
d. Setelah digunakan, sengkang gergaji dikendorkan dengan
cara mengendorkan mur pengencang.
e. Untuk pemotongan yang dianggap presisi atau perlu
lurus, penekanan gergaji diatur cukup ringan dan diawali dengan kikir segitiga.
C. MENGIKIR
1. Cara Memegang Tangkai
Cara memegang tangkai kikir yang betul
adalah ibu jari ditempatkan di bagian atas tangkai kikir, sedangkan keempat jari
tangan melingkar di bagian bawah tangkai kikir.
2. Cara memegang dan Menekan Kikir
3. Gerakan Kikir
Untuk mengikir permukaan bagian
tebalnya, kedudukan kikir diserongkan 250 terhadap garis siku
dari sisi memanjang benda kerja.
Untuk menghasilkan permukaan yang rata
pada bidang persegi yang luas, lakukan cara pengikiran menyilang yang
selanjutnya dibuat arah sejajar bidang pinggir. Tanda panah menunjukkan arah
jalannya kikir.
Cara pertama untuk mengikir permukaan
bulat, adalah gerakan kikir waktu didorong harus bersamaan digeser ke samping
mengikuti bulatnya permukaan.
Cara kedua untuk mengikir permukaan yang
bulat, ialah pada waktu kikir didorong ke muka bersamaan dengan menekan tangkai
kikir ke bawah mengikuti bulatnya.
Untuk mengikir bulatnya bidang cekung
gunakanlah kikir 1/2 bulat. Pada waktu kikir didorong ke muka bersamaan pula
dengan menggerakkan kikir ke samping.
4. Penggunaan Macam-macam Bentuk Kikir
Bentuk kikir rata yang dipakai untuk
mengikir setiap permukaan yang rata.
Bentuk kikir cekung yang dipakai untuk
mengikir permukaan yang berbentuk cekung.
Kikir segitiga yang dipakai untuk
mengikir permukaan berbentuk V (menyudut).
Kikir segiempat yang dipakai untuk
mengikir bentuk lubang yang persegi empat.
Memperlihatkan bentuk kikir 1/2 bulat
yang dipakai untuk mengikir bidang yang berbentuk lubang bulat (1/2 bulat).
D. MEMAHAT
Pada pekerjaan tukang logam, pengerjaan
memotong yang dilakukan dengan mempergunakan pahat atau palu disebut memahat.
Untuk memahat sebuah benda kerja yang dijepit pada ragung, hendaklah memegang
pahat dan palu pada posisi badan mengikuti ketentuan-ketentuan yang diharuskan.
Setiap saat setelah dipukul, diungkitkan
ke atas sehingga berbentuk sudut antara, sehingga medan potong akan bertambah
panjang, karena tambahan tenaga diperlukan untuk memotong bahan.
Cara memahat sepotong pelat logam yang
dijepit pada ragum dengan tebal tidak lebih dari 4 mm. pada pengerjaan seperti
ini harus diperhatikan agar mulut ragum jangan sampai rusak.
Cara
pengerjaan memahat pelat yang lebar dan berliku-liku dengan mempergunakan pahat
pelat yang mempunyai mata pemotong bulat.
Cara memotong pelat logam tipis dengan
pahat, hendaknya di bawah pelat yang akan dipotong diberi bantalan kayu atau
logam lunak. Agar tidak mengalami kerusakan, sebaiknya buatlah terlebih dahulu
lubang-lubang diluar garis batas pemotongan dan mata pemotong dari pahat
dimiringkan terhadap permukaan bahan dengan mengikuti garis pemotongan.
Cara memahat bagian-bagian bidang yang
luas dengan pahat pelat, dengan memiringkan pemahatan terlebih dahulu bulatlah
alur-alur dengan pahat toreh/alur. Bilamana pemahatan hamper sampai pada bagian
tepi, pemotongan janganlah diteruskan, hendaknya pemahatan dilanjutkan setelah
kedudukan benda kerja diputar, hal ini agar mencegah patahnya bahian ujung dari
benda kerja.
Cara
membuat alur sejajar ada benda kerja dengan mempergunakan pahat alur.
Cara membuat alur spi pada logam bundar
dengan mempergunakan pahat alur. Serta cara membuat alur sejajar dengan
mempergunakan pahat potong.
Cara menggunakan pahat alur minyak pada
bagian dalam bantalan poros.
Cara memotong bagian bahan yang akan
terbuang di antara lubang-lubang bekas pengeboran dengan menggunakan pahat dam.
Cara membuat alur dan saluran minyak
pada bantalan poros, metal dan bosh dengan mempergunakan pahat kuku.
Cara menghaluskan sudut bagian dalam
dengan mempergunakan pahat diamond.
E. MENGETAP DAN MENYENAI
Tap dan sney adalah alat untuk membuat
ulir. Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat
ulir luar (baut).
1. Tap
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah
yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk
pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap)
untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan
untuk penyelesaian.
Sebelum melakukan pengetapan, benda
kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu.
Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan dengan rumus:
D = D'– K
Dimana
:
D =
Diameter bor (mm/inchi)
D’
= Diameter nominal ulir (mm/inchi)
K =
Kisar (gang)
Contoh
:
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 –
1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8”x 16 adalah
3/8” – 1/16” = 5/16 “
Untuk melakukan penguliran dengan
menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran
dari tangkai tap sangat tergantung pada besar diameter tap yang akan digunakan.
Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap
adalah sebagai berikut :
§ Jepit benda kerja pada ragum secara
benar dan kuat
§ Pasang tap konis pada tangkai tap
§ Tempatkan mata tap tegak lurus pada
lubang (periksa dengan menggunakan siku-siku)
§ Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian
putar tangkai tap ke kanan (searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus
tegak lurus.
§ Pemutaran kira-kira sebesar 900,
kemudian putar kembali ea rah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk
memotong beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil
pemotongan keluar dari lubang
§ Berikan pelumasan selama prose
pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan dari besi
§ Lakukan pengetapan hingga selesai,
kemudian ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap antara. Setelah
selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tapa rata/finishing.
2. Sney
a. Snei pejal
Snei jenis ini berbentuk segi enam atau
bulat. Untuk memudahkan dalam penguliran awal maka pada snei jenis ini tidak
seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata
pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit
mudah.
b. Snei Bercelah (Split die)
Snei jenis ini banyak digunakan untuk
pembuatan ulir luar, karena ia memiliki kelebihan dari pada snei pejal.
Kelebihan tersebut antara lain besar diameternya dapat diperbesar dan
diperkecil sampai ukuran standarnya. Dengan demikian pada waktu penguliran
pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya
dikembalikan pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan
baut penyetel.
Untuk membuat ulir dengan menggunakan
snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang snei. Pada pemegeng snei ini
dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat
melakukan pemotongan/penguliran
Langkah
kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
§ Persiapkan benda kerja
dan jepit pada ragum secara tegak lurus. Pasang snei pada pemegangnya dan
kuncikan baut pengikatnya.
§ Tempatkan snei pada
benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei hingga benda kerja
masuk pada snei. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah
jarum jam.
§ Pemutaran atau
pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula.
Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang
telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar dari snei.
§ Lakukan pekerjaan
langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak pelumas untuk
mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
§ Untuk pembuatan ulir
dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran dengan terlebih dahulu
menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian seterusnya sampai ukuran snei
kembali pada ukuran standarnya.
§ Periksa hasil snei
dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.
Pendekatan/Strategi/Metode
Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi, Eksperimen, dan
Penugasan, dll
3. Model : Discovery Learning
Media, Alat,
Bahan dan Sumber Belajar
Media
·
LKS
·
TAB Samsung 4.10
Sumber Belajar
1.Buku Teori Pengetahuan Dasar Teknik Mesin
2.Buku
referensi dan artikel yang sesuai
3. http://heruanggara27.blogspot.com/2012/11/perkakas-tangan.html
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
|
Guru
|
Siswa
|
||
Pendahuluan
|
1. Memberikan
salam, mengkondisikan kelas dan pembiasaan, mengajak dan memimpin berdoa,
menanyakan kondisi siswa dan mempresensi
2. Memberi
motivasi pada siswa
3. Melakukan
apersepsi dan pretest
4. Menyampaikan
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
|
1. Menjawab
salam, menertibkan tempat duduk dan menertibkan diri, berdoa, menjawab
keadaan kondisinya, dan kehadirannya
2. Termotivasi
3. Memperhatikan
dan mengerjakan pretest
4. Memperhatikan
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
|
10
menit
|
Inti
|
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
Menanya
·
Meminta siswa supaya
melakukan diskusi mulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah terhadap
obyak yang diamati pada kelompoknya
·
Mengamati, membimbing,
dan menilai kegiatan siswa
Mencoba/mengumpulkan
informasi
·
Memberikan
permasalahan dan meminta siswa untuk melakukan percobaan/praktek pada
kelompoknya
·
Mengamati, membimbing
, dan menilai kegiatan siswa
Mengasosiasi/menganalisis
informasi
·
Mengarahkan siswa
supaya menggali informasi/mengumpulkan data, menganalisa, dan membuat
kesimpulan
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mengkomunikasikan
·
Meminta untuk membuat
laporan dan menyimpulkan hasil percobaan/praktek dalam kelompoknya
·
Meminta setiap
perwakilan kelompok untuk menyampaikan/menampilkan hasil percobaan/praktek
dan kesimpulan diskusi
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mencipta
·
Meminta siswa supaya
mewujudkan/mempraktekan hasil kajian teoritis dari kegiatan mengkomunikasikan
|
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
Menanya
Melakukan diskusi, mengidentifikasi masalah dan
merumuskan masalah di kelompoknya
Mencoba
Melakukan percobaan/ praktek di kelompoknya
Mengasosiasi
Mengumpulkan informasi/ data, melakukan analisis,
dan menyimpulkan
Mengkomunikasikan
·
Membuat laporan dan
kesimpulan hasil percobaan/ praktek dalam kelompoknya
·
Mempresentasikan
hasil percobaan/ praktek beserta kesimpulannya
Mencipta
Mewujudkan/ mempraktekkan hasil kajian teoritis
dari kegiatan mengkomunikasikan
|
70
menit
|
Penutup
|
1. Mengajak
dan mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/ kesimpulan
2. Memberikan
evaluasi/ penilaian dalam bentuk post test/ tugas
3. Memberikan
remidi/ pengayaan dalam bentuk tugas
4. Memberikan
arahan tindak lanjut pembelajaran, (mengajak dan memimpin berdoa untuk
pelajaran terakhir)
|
1. Membuat
rangkuman/ kesimpulan bersama guru
2. Mengerjakan
tes/ tugas yang diberikan
3. Mencatat
tugas yang diberikan untuk dikerjakan dirumah
4. Memperhatikan
arahan guru (berdoa)
|
10
menit
|
A. PenilaianHasilBelajar
1.
Teknik
Penilaian :
a.
KI-1
dan KI-2 dengan pengamatan / observasi.
b.
KI-3
dengan Tes Tertulis.
c.
KI-4 dengan
portofolio
2.
Bentuk
Instrumen dan Instrumen
a)
Bentuk
Instrumen: Tes tertulis (Uraian)
Instrumen:
1.
Sebutkan jenis-jenis penggunaan
perkakas tangan beserta fungsinya ?
2.
Sebutkan dan
jelaskan klasifikasi proses penggunaan perkakas tangan!
3.
Sebutkan dan
jelaskan metode penggunaan perkakas tangan!
3.
Prosedur
penilaian
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1.
|
Sikap
|
a.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama di amati selama proses KBM
b. Bekerjasama di amati dalam kegiatan kelompok.
c.
Toleransi
di amati dalam diskusi ketika terjadi proses pemecahan masalah yang berbeda.
d. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
|
Dalam pembelajaran dan saat
diskusi (selama kegiatan inti)
|
2.
|
Pengetahuan
|
Tes tertulis bentuk uraian mengenai bentuk uraian mengenai penggunaan perkakas tangan
|
Ulangan Penyelesaian tugas individu, pada akhir KD
|
3.
|
Keterampilan
|
Presentasi
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang penggunaan perkakas tangan
|
Penyelesaian tugas (individu)
|
B. Pedoman
Penskoran dan Penilaian
1.
Indikator
penskoran sikap Toleransi
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
membantu/menawarkan bantuan pada teman dan
guru yang sedang mengalami kesulitan
|
3
|
Sering membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2
|
Kadang-kadang membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang sedang
mengalami kesulitan
|
1
|
Tidak pernah membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2.
Indikator
penskoran sikap Kerja sama
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama-sama menyelesaikan suatu
tujuan tertentu
|
3
|
Sering mengajak / menawarkan pada
teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
2
|
Kadang-kadang mengajak /
menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
1
|
Tidak pernah mengajak / menawarkan
pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
3.
Indikator
penskoran Pengetahuan
Setiap nomor soal apabila benar nilai 50
Apabila setiap nomor jawabannya kurang sempurna akan diberi skor 25
Kriteria penilaian tes uraian
91 - 100 :
Sangat baik
81 -
90 : Baik
77 -
80 : Cukup
65
– 76 : Kurang
Yogyakarta, 23 Agustus 2014
Guru
Mapel,
Khairul
Fuadi, Spd
NIK…………......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar