RPP TEKNIK PEMESINAN BUBUT Menganalisis Parameter Pemotongan Mesin Bubut Untuk Berbagai Jenis Pekerjaan
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Satuan
Pendidikan : SMK
Nama
Sekolah : SMK ONDAK JAYA
Mata
Pelajaran : TEKNIK PEMESINAN BUBUT
Kelas/Semester : X TP 1 / GASAL
Materi
Pokok/Tema/Topik : Menganalisis parameter pemotogan mesin bubut untuk
berbagai jenis pekerjaan
Alokasi
Waktu : 6 Jam Pelajaran
Jumlah
Pertemuan : 8
Pertemuan
Ke : 1 (6x45menit)
Kompetensi Inti
KI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar
KD
1. Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan tentang alam dan fenomenanya dalam
mengaplikasikan teknik pemesinan
bubut pada
kehidupan sehari-hari.
KD 2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai
tuntunan dalam mengaplikasikan teknik pemesinan bubut dalam kehidupan
sehari-hari.
KD
3. Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggungjawab
dalam mengaplikasikan teknik pemesinan
bubut pada kehidupan sehari-hari.
KD 4. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun,
demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dalam
mengaplikasikan teknik pemesinan bubut kehidupan
sehari-hari.
KD 5. Menunjukan sikap responsive, proaktif,
konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam mengaplikasikan teknik
pemesinan bubut.
KD
6. Mengidentifikasi mesin bubut.
KD
7. Mengklasifikasai proses pemesinan bubut.
Indikator
1.
Siswa dapat menjelaskan
jenis dan fungsi parameter pemotogan mesin bubut.
2.
Siswa dapat menjelaskan
bagian-bagian
parameter pemotogan mesin bubut.
3. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi parameter
pemotogan mesin bubut.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa memahami
jenis dan fungsi parameter pemotogan mesin bubut.
2.
Siswa memahami bagian-bagian parameter
pemotogan mesin bubut
3.
Siswa
mengatahui klasifikasi parameter
pemotogan mesin bubut.
Materi
Ajar/Pembelajaran
A. parameter
pemotogan mesin bubut
PARAMETER PEMOTONGAN
Parameter pemotongan pada mesin bubut adalah, informasi berupa
dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang medasari teknologi proses
pemotongan/ penyayatan pada mesin bubut diantaranya. Parameter pemotongan pada
mesin bubut meliputi: kecepatan potong (Cutting speed-Cs), kecepatan putaran
mesin (Revolotion Permenit - Rpm), kecepatan pemakanan (Feed – F) dan waktu
proses pemesinannya.
1. Kecepatan potong (Cutting speed – Cs )
Kecepatan
potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman
menghasilkan tatal dalam satuan panjang/ waktu (meter/ menit atau feet/ menit).
Pada gerak putar seperti mesin bubut, kecepatan potongnya (Cs) adalah: Keliling
lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran (n). atau:
Cs
= π.d.n Meter/menit.
Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran mesin/benda kerja
(putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum
dikerjakan pada proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah
patenkan pada ditabelkan kecepatan potong. Sehingga dalam penggunaannya tinggal
menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dan jenis alat potong yang
digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial, tabel Cs-nya dikeluarkan
oleh pabrik pembuat bahan tersebut.
Pada
tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Pada
umumnya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High
Speed Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan
alat potong yang bahannya karbida, kecepatan potongnya lebih cepat jika
dibandingkan dengan alat potong HSS.
Tabel 1. Kecepatan Potong Bahan
2. Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolusi Per Menit – Rpm)
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar
mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan
putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat
dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda
kerjanya.
Nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan
secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah
putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung
putaran mesin bubut adalah:
Cs=
π.d.n Meter/menit
n= Cs/(π
.d) Rpm
Karena
satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan diameter benda
kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu
yaitu dengan mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000
mm.
Maka
rumus untuk putaran mesin menjadi:
n= (1000.Cs)/(π .d) Rpm
Keterangan:
d: diameter benda kerja
(mm)
Cs: kecepatan potong (meter/menit)
π :
nilai konstanta = 3,14.
Contoh
:
1. Sebuah baja lunak berdiameter (Ø) 30 mm, akan
dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 80 meter/menit. Berapakah besar putaran
mesinnya ?
Jawaban
:
Besar putaran mesinya
adalah:
· n = (1000 x Cs)/(π x d)
n = (1000 x 70)/(3,14 x 50)
n = (70000 )/157
n = 445,86 Rpm
Jadi
putaran kecepatan mesinnya adalah 445,86
Rpm
2. Sebuah baja lunak berdiameter (Ø) 3 inchi,
akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 20 meter/menit. Pertanyaannya adalah:
Berapa besar putaran mesinnya ?.
Jawaban:
Satuan
inchi bila dijadikan satuan mm harus
dikalikan 25,4 mm. Dengan demikian diamter (Ø) 3 inchi = 3 x
25,4 = 76,2 mm. Maka putaran mesinnya adalah:
n = (1000 x Cs)/(ð x d)
n = (1000 x 50)/(3,14 x 76,2)
n = (50000 )/239
n = 209 Rpm
Jadi
putaran kecepatan mesinnya adalah 209
Rpm
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam
menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada
tabel yang ditempel di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih
dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di
atas. Untuk menentukan besaran putaran mesin bubut juga dapat menggunakan
tabel yang sudah ditentukan berdasarkan perhitungan.
Tabel
2. Daftar kecepatanputaran mesin bubut (Rpm)
3. Kecepatan Pemakanan (Feed – F) – mm/menit
Kecepatan pemakanan atau penyayatan ditentukan dengan mempertim-
bangkan beberapa factor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan,
sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan
kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan,
seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan
yang optimal.
Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan
pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan
tinggikarena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih
cepat), dan pada proses penyelesaiannya/ finising digunakan kecepatan pemakanan
rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil penyayatan yang lebih
baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan
oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran
dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus
untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah: F = f x n (mm/menit).
Keterangan:
f=
besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n=
putaran mesin (putaran/menit)
Contoh
1:
Sebuah benda kerja
akan dibubut dengan putaran mesinnya (n) 600 putaran/menit dan besar pemakanan
(f) 0,2 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya
?.
Jawaban:
F
= f x n
F
= 0,2 x 500 = 120 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 120 mm, selama satu menit.
4. Waktu Pemesinan Bubut
Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut,
lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketaui/ dihitung. Hal ini penting
karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan
kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter benda kerja,
kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran pahatnya diketahui,
waktu pembubutan dapat dihitung.
a. Waktu Pemesinan Bubut Rata
Faktor-faktor
yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah, seberapa besar panjang atau
jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam
satuan mm/menit. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total
pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah star awal
pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm).
Untuk nilai kecepatan
pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran).
Gambar 4. Panjang pembubutan rata
Berdasarkan
prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan
waktu
pemesinan bubut rata (tm) dapat dihitung dengan rumus:.
Waktu pemesinan bubut rata (tm)
= (Panjang
pembubutan rata (L)mm) / (Kecepatan Pemakanan (F)mm/menit) Menit
tm
= L/F Menit
L
= ℓa+ ℓ (mm).
F=
f.n (mm/putaran).
Keterangan:
f
= pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n
= putaran benda kerja (Rpm)
ℓ
= panjang pembubutan rata (mm)
la
= jarak star pahat (mm)
L
= panjang total pembubutan rata (mm)
F
= kecepatan pemakanan mm/menit
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja
dengan diameter terbesar (D)= 40 mm akan dibubut rata menjadi (d)= 30 mm
sepanjang (ℓ)= 65, dengan jarak awal pahat (la)= 4 mm. Data-data parameter
pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin (n)= 400
putaran/menit, dan pemakanan mesin dalam satu putaran (f)= 0,05
mm/putaran. Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata
sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses?.
Jawaban
soal 1:
L = ℓa+ ℓ = 65+4 = 69 mm
F = f.n = 0,05 x 400 = 20 mm/menit
tm = L/F menit
tm = 69/20 menit = 3,45 menit
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk
pembubutan rata sesuai data diatas adalah selama
3,45 menit.
b. Waktu Pemesinan Bubut Muka (Facing)
Perhitungan
waktu pemesinan bubut muka pada prinsipnya sama dengan menghitung waktu
pemesinan bubut rata, perbedaannya hanya terletak pada arah pemakanan yaitu
melintang. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L)
adalah panjang pembubutan muka ditambah posisi awal pahat (ℓa), sehingga:
L
= r + ℓa
Untuk nilai kecepatan
pemakanan (F), dengan mengacu pada uraian sebelumnya F= f.n
(mm/putaran).
Gambar 5. Panjang Langkah pembubutan muka
Berdasarkan
prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu pemesinan
bubut muka (tm) dapat dihitung dengan rumus:
tm = L/F menit
L = r + ℓa = d/2+ℓa mm
F= f.n mm/menit
Keterangan:
d=
diameter benda kerja
f=
pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
n=
putaran benda kerja (Rpm)
ℓ=
panjang pembubutan muka (mm)
ℓa=
jarak star pahat (mm)
L=
panjang total pembubutan muka (mm)
F=
kecepatan pemakanan setiap (mm/menit)
Contoh soal 1:
Sebuah
benda kerja dengan diameter terbesar (D)=
50 mm akan dibubut muka dengan jarak
star pahat (ℓa)= 3 mm. Data parameter
pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran
mesin (n)= 500 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu
putaran (f)= 0,06 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa
waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan
muka sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawaban
soal 1:
L= d/2+ℓa mm
L = 50/2+3 mm
F = f.n = 0,06 x 500= 30 mm/menit
tm = L/F menit
tm = 28/30 menit = 0,94 menit
Jadi waktu yang
dibutuhkan untuk pembubutan muka sesuai data diatas adalah selama
0,94 menit.
b. Waktu Pengeboran Pada Mesin Bubut
Perhitungan
waktu pengeboran pada mesin bubut, pada prinsipnya sama dengan menghitung
waktu pemesinan bubut rata dan bubut muka. Perbedaannya hanya terletak pada
jarak posisi ujung mata bornya. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang
total pengeboran (L) adalah panjang pengeboran (ℓ) ditambah star awal mata bor
(ℓa= 0,3 d), sehingga: L= ℓ + 0,3d (mm). Untuk nilai
kecepatan pemakanan (F) mengacu pada uraian sebelumnya F= f.n
(mm/putaran).
Gambar 5. Panjang langkah pengeboran
Berdasarkan
prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas,
maka perhitungan waktu pengeboran (tm) dapat dihitung dengan rumus:
tm = L/F menit
L= ℓ + 0,3d (mm).
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ=
panjang pengeboran
L=
panjang total pengeboran
d=
diameter mata bor
n=
putaran mata bor (Rpm)
f=
pemakanan (mm/putaran)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja
akan dilakukan pengeboran sepanjang 28 mm dengan mata bor berdiameter 10 mm.
Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin
(n)= 700 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,04 mm/putaran.
Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran pada mesin bubut sesuai
data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawab
soal 1 :
L = ℓ + 0,3 d = 28 + (0,
3.10) = 31 mm
F = f.n = 0,04 x 700= 28 mm/menit
tm = L/F menit
tm = 31/28 menit = 1,107 menit
Jadi waktu yang
dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah selama 1,107 menit.
Pendekatan/Strategi/Metode
Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi, Eksperimen, dan
Penugasan, dll
3. Model : Discovery Learning
Media, Alat,
Bahan dan Sumber Belajar
Media
·
LKS
·
Tab Samsung 4.10
Sumber Belajar
1.Buku Teori Pemesinan Bubut
2.Buku
referensi dan artikel yang sesuai
3. http://handlemesin.blogspot.com/2016/10/parameter-pemotongan.html
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
|
Guru
|
Siswa
|
||
Pendahuluan
|
1. Memberikan
salam, mengkondisikan kelas dan pembiasaan, mengajak dan memimpin berdoa,
menanyakan kondisi siswa dan mempresensi
2. Memberi
motivasi pada siswa
3. Melakukan
apersepsi dan pretest
4. Menyampaikan
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
|
1. Menjawab
salam, menertibkan tempat duduk dan menertibkan diri, berdoa, menjawab
keadaan kondisinya, dan kehadirannya
2. Termotivasi
3. Memperhatikan
dan mengerjakan pretest
4. Memperhatikan
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
|
10
menit
|
Inti
|
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
Menanya
·
Meminta siswa supaya
melakukan diskusi mulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah terhadap
obyak yang diamati pada kelompoknya
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mencoba/mengumpulkan
informasi
·
Memberikan
permasalahan dan meminta siswa untuk melakukan percobaan/praktek pada
kelompoknya
·
Mengamati, membimbing
, dan menilai kegiatan siswa
Mengasosiasi/menganalisis
informasi
·
Mengarahkan siswa
supaya menggali informasi/mengumpulkan data, menganalisa, dan membuat
kesimpulan
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mengkomunikasikan
·
Meminta untuk membuat
laporan dan menyimpulkan hasil percobaan/praktek dalam kelompoknya
·
Meminta setiap
perwakilan kelompok untuk menyampaikan/menampilkan hasil percobaan/praktek
dan kesimpulan diskusi
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mencipta
·
Meminta siswa supaya
mewujudkan/mempraktekan hasil kajian teoritis dari kegiatan mengkomunikasikan
|
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
Menanya
Melakukan diskusi, mengidentifikasi masalah dan
merumuskan masalah di kelompoknya
Mencoba
Melakukan percobaan/ praktek di kelompoknya
Mengasosiasi
Mengumpulkan informasi/ data, melakukan analisis,
dan menyimpulkan
Mengkomunikasikan
·
Membuat laporan dan
kesimpulan hasil percobaan/ praktek dalam kelompoknya
·
Mempresentasikan
hasil percobaan/ praktek beserta kesimpulannya
Mencipta
Mewujudkan/ mempraktekkan hasil kajian teoritis
dari kegiatan mengkomunikasikan
|
70
menit
|
Penutup
|
1. Mengajak
dan mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/ kesimpulan
2. Memberikan
evaluasi/ penilaian dalam bentuk post test/ tugas
3. Memberikan
remidi/ pengayaan dalam bentuk tugas
4. Memberikan
arahan tindak lanjut pembelajaran, (mengajak dan memimpin berdoa untuk
pelajaran terakhir)
|
1. Membuat
rangkuman/ kesimpulan bersama guru
2. Mengerjakan
tes/ tugas yang diberikan
3. Mencatat
tugas yang diberikan untuk dikerjakan dirumah
4. Memperhatikan
arahan guru (berdoa)
|
10
menit
|
A. PenilaianHasilBelajar
1.
Teknik
Penilaian :
a.
KI-1
dan KI-2 dengan pengamatan / observasi.
b.
KI-3
dengan Tes Tertulis.
c.
KI-4 dengan
portofolio
2.
Bentuk
Instrumen dan Instrumen
a)
Bentuk
Instrumen: Tes tertulis (Uraian)
Instrumen:
1.
Sebutkan jenis-jenis parameter
pemotogan mesin bubut beserta fungsinya ?
2.
Sebutkan dan
jelaskan klasifikasi parameter pemotogan mesin bubut!
3.
Sebutkan dan
jelaskan metode parameter pemotogan mesin bubut!
3.
Prosedur
penilaian
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1.
|
Sikap
|
a.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama di amati selama proses KBM
b. Bekerjasama di amati dalam kegiatan kelompok.
c.
Toleransi
di amati dalam diskusi ketika terjadi proses pemecahan masalah yang berbeda.
d. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
|
Dalam pembelajaran dan saat
diskusi (selama kegiatan inti)
|
2.
|
Pengetahuan
|
Tes tertulis bentuk uraian mengenai bentuk uraian mengenai parameter pemotogan mesin bubut
|
Ulangan Penyelesaian tugas individu, pada akhir KD
|
3.
|
Keterampilan
|
Presentasi
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang parameter pemotogan mesin bubut
|
Penyelesaian tugas (individu)
|
B. Pedoman
Penskoran dan Penilaian
1.
Indikator
penskoran sikap Toleransi
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
membantu/menawarkan bantuan pada teman dan
guru yang sedang mengalami kesulitan
|
3
|
Sering membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2
|
Kadang-kadang membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
1
|
Tidak pernah membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2.
Indikator
penskoran sikap Kerja sama
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama-sama menyelesaikan suatu
tujuan tertentu
|
3
|
Sering mengajak / menawarkan pada
teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
2
|
Kadang-kadang mengajak /
menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
1
|
Tidak pernah mengajak /
menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
3.
Indikator
penskoran Pengetahuan
Setiap nomor soal apabila benar nilai 50
Apabila setiap nomor jawabannya kurang sempurna akan diberi skor 25
Kriteria penilaian tes uraian
91 - 100 :
Sangat baik
81 -
90 : Baik
77 -
80 : Cukup
65
– 76 : Kurang
NTB, 23 Agustus 2018
Guru
Mapel,
Khairul
Fuadi, Spd
NIK…………......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar