RPP DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN memahami prinsif pengolahan bahan non logam
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Satuan
Pendidikan : SMK
Nama
Sekolah : SMK ONDAK JAYA
Mata
Pelajaran : DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN
Kelas/Semester : X TP 1 / GASAL
Materi
Pokok/Tema/Topik : Memahami prinsip pengolahan bahan non logam
Alokasi
Waktu : 4 Jam Pelajaran
Jumlah
Pertemuan : 3
Pertemuan
Ke : 2 dan 3 (4x45menit)
Kompetensi Inti
KI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar
KD
1. Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan tentang alam dan fenomenanya dalam
mengaplikasikan pengolahan bahan
non logam pada kehidupan sehari-hari.
KD 2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai
tuntunan dalam mengaplikasikan pengolahan bahan non logam dalam kehidupan
sehari-hari.
KD
3. Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggungjawab
dalam mengaplikasikan pengolahan bahan
non logam pada kehidupan sehari-hari.
KD 4. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun,
demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dalam
mengaplikasikan pengolahan bahan non logam kehidupan
sehari-hari.
KD 5. Menunjukan sikap responsive, proaktif,
konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam mengaplikasikan pengolahan
bahan non logam
KD
6. Mengidentifikasi pengolahan
bahan non logam
KD
7. Mengklasifikasai proses pengolahan bahan non logam.
Indikator
1.
Siswa dapat menjelaskan
jenis dan fungsi pengolahan bahan non logam
2.
Siswa dapat menjelaskan
pembagian pengolahan bahan non logam
3. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi pengolahan
bahan non logam.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa memahami
jenis dan fungsi pengolahan bahan non logam
2.
Siswa memahami pembagian
pengolahan bahan non logam.
3.
Siswa
mengatahui klasifikasi proses pengolahan
bahan non logam.
Materi
Ajar/Pembelajaran
A. pengolahan bahan non logam
KERAMIK
Keramik sebagai bahan teknik
tidak hanya meliputi bahan-bahan yang terbuat dari tanah liat atau sebangsanya.
Keramik sebagai bahan teknik terdiri dari berbagai fase yang masing-masing
merupakan senyawa dari logam dan non logam. Kebanyakan keramik adalah kristalin
sebagaimana halnya logam. Hanya saja ikatan antar atom pada keramik biasanya
adalah ikatan kovalen atau ikatan ionik dan karenanya keramik biasanya sangat
stabil. Jadi sebenarnya kermaik adalah semua bahan yang bukan logam, bukan plastik
(polimer), bukan bahan biologik termasuk misalnya batu, pasir, tanah liat, dll.
biasanya keramik terdiri dari berbagai oksida, karbida silikat, dll.
Beberapa keramik yang mempunyai
arti penting sebagai bahan teknik antara lain:
1. Refractory Batu Tahan Api)
Batu tahan api merupakan bahan
yang sangat diperlukan bagi industri-industri yang bekerja menggunakan
temperatur tinggi. Batu tahan api mempunyai sifat tahan terhadap temperatur
tinggi, tetap stabil/ tidak berubah walaupun pada temperatur tinggi, mempunyai
konduktivitas panas yang rendah (menghambat perambatan panas), kuat, keras
tetapi getas. Dari sifat kimianya batu tahan api dapat dibagi menjadi:
a. Batu tahan api asam (acid
refractories), biasanya terbuat dari quartz, quartzite mengandung bayak silika
(SiO2). Titik lebur batu tahan api jenis ini antara 16900C
– 17300C, dan mulai melunak pada 15500C. Digunakan
misalnya pada konverter Bassemer dan dapur lain yang menggunakan acid lining.
b. Batu tahan api basa (basic
refractories), banyak mengandung magnesia (MgO). Dibuat dari dolomite dan/atau
magnesium. Batu tahan api dolomit dapat tahan sampai 1800 – 19500C,
batu tahan api magnesit dapat tahan sampai 20000C.
c. Batu tahan api netral (neutral
refractories) banyak mengandung alumina (Al2O3) dan
silika (SiO2) terbuat dari kaolinit, dapat tahan sampai suhu 1600 –
16700C.
Selain itu batu tahan api juga
sering dinamakan menurut kandungan senyawa yang paling dominan, misalnya ada
batu tahan api silika, alumina, magnesit, chromit, dll.
2. Gelas (Kaca)
Kaca banyak dipakai karena
sifat-sifatnya yang transparan, non toxic, inert (tidak bereaksi dengan
berbagai bahan kimia), tidak mengakibatkan kontaminasi dan cukup kuat/keras.
Kaca dibuat dari campuran berbagai oksida. Pada umumnya kaca adalah non
kristalin/amorph, atom/molekulnya tidak tersusun menurut suatu pola tertentu
seperti halnya logam, tetapi berupa suatu network tiga dimensi yang acak.
Sebagian dari oksida itu berfungsi sebagai glass former yaitu yang membentuk
network dari kaca. Sebagian berfungsi sebagai modifier biasanya akan
memperlemah ikatan pada network sehingga menurunkan titik leburnya. Ada juga
yang berfungsi sebagai intermediates.
Sebagai glass former biasanya
adalah SiO2, disamping itu ada juga beberapa oksida lain yang dapat
dipakai, misalnya P2O5, B2O3, As2O3,
Sb2 dan GeO2. Sedangkan sebagai intermediates
misalnya oksida aluminium (alumina), beryllia, titania, zirconia.
Glass Formers
|
Intermediates
|
Modifiers
|
SiO2
|
Al2O3
|
MgO
|
B2O3
|
Sb2O3
|
Li2O
|
GeO2
|
ZrO2
|
BaO
|
P2O5
|
TiO2
|
CaO
|
V2O5
|
PbO
|
SrO
|
As2O3
|
BeO
|
Na2O
|
ZnO
|
K2O
|
Soda Lime Glass
Kaca yang paling banyak
diproduksi, karena harganya murah, tahan terhadap devitrifikasi (terjadinya
bagian/partikel kristalin pada kaca yang dapat menyebabkan kaca menjadi gelas)
dan relatif tahan air. Mudah di-hotwork, banyak digunakan untuk kaca jendela,
botol, boal lampu dan tableware yang tidak perlu tahan terhadap temperatur
tinggi dan tahan terhadap bahan-bahan kimia.
Lead Glass (Flint Glass)
Biasanya digunakan untuk high
quality tableware, keperluan optik, tabung lampu iklan dan juga untuk pembuatan
benda seni. Kaca dengan kandungan timbal yang tinggi (sampai 80%) digunakan
untuk kaca optik sangat gelap dan untuk jendela /pelindung terhadap sinar
X-Ray. Lead glass mempunyai titik lebur rendah, mudah di-hotwork, tahanan
listrik tinggi, dan mempunyai indeks bias tinggi.
Borosilicate Glass (Pyrex)
Sangat stabil terhadap bahan
kimia, sangat tahan terhadap thermal shock, mempunyai tahanan listrik tinggi.
Borosilicate glass banyak digunakan di industri untuk pipa, glass ukuran, alat
laboratorium, isolator listrik dana beberapa keperluan rumah tangga.
High Silica Glass
Sangat tahan terhadap thermal
shock, dan temperatur tinggi (sampai 9000C). Harganya sangat mahal
karena itu hanya digunakan untuk beberapa keperluan khusus.
Sebagian dari intermediate dan modifier tersebut dikatakan juga
berfungsi sebagai flux yaitu yang menurunkan temperatur pelunakan kaca sehingga
kaca cair masih dapat dikerjakan sampai temperatur yang cukup rendah. Adanya
flux mungkin menurunkan daya tahan kaca terhadap bahan kimia, dapat menyebabkan
kaca dapat larut. Untuk mengurangi akibat buruk itu ditambahkan oksida yang
berfungsi sebagai stabiliser.
Semua campuran oksida itu dipanaskan sampai lebur lalu kaca yang
masih kental dibentuk dengan penuangan pada cetakan (moulding) atau dengan
peniupan (blowing).
Kaca dapat dibuat menjadi bentuk serat (fibre) dengan berbagai
cara, misalnya dengan menarik filamen kaca yang masih kental (continuous
filament process) akan didapat suatu bahan yang dikenal dengan nama fibreglass,
atau dengan memasukkan kaca yang masih cair ke dalam piringan berpori yang
berputar cepat (crown process) akan diperoleh serat gelas yang pendek-pendek,
dikenal dengan glass wool.
Fibreglass mempunyai kekuatan yang tinggi sekali, sampai 700Mpa,
banyak digunakan sebagai bahan komposit yang dipakai untuk berbagai keperluan.
Glass wool sering digunakan sebagai bahan isoltor panas.
3. Abrasives
Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk menghaluskan permukaan bahan
lain dengan cara menggosokkan bahan abrasive ke permukaan yang akan dihaluskan
sehingga terjadi pengikisan. Bahan abrasives digunakan untuk membuat gerinda,
kertas gosok atau serbuk/ pasta polishing.
Bahan abrasives terbuat dari berbagai oksida dan karbida yang
sangat keras, seperti alumina, silica, silicon carbide, tungsten carbide, dll.
Bahan – bahan ini dibuat menjadi bentuk “pasir” atau serbuk dengan berbagai
ukuran, kemudian dengan menggunakan sedikit bahan perekat dibentuk menjadi batu
gerinda atau dilapiskan pada kertas menjadi kertas gosok, dicampurkan pada
pasta atau dibiarkan berupa serbuk. Bahan-bahan tersebut juga dapat dibentuk
dengan cara sintering dibuat menjadi pahat potong, seperti halnya carbide tips.
4. Cement (Semen)
Semen adalah semacam bahan perekat, berupa serbuk, yang bila
dicampurkan dengan air menjadi pasta dan setelah dibiarkan beberapa saat akan
menjadi keras. Ada yang untuk menjadi keras ini memerlukan banyak air
(hydraulic cement), seperti misalnya Portland cement, dan ada juga yang untuk
menjadi keras tanpa memerlukan tambahan air, seperti misalnya kapur bubuk
(Ca(OH)2) dan gips (CaSO4).
Kapur bubuk dibuat dengan memanggang (calcining) batu kapur
(CaCO3) pada temperatur sekitar 10000C sehingga
berdekomposisi menjadi CaO (gamping). Dengan menyiramkan air pada CaO ini akan
diperoleh Ca(OH)2 berupa serbuk. Pada saat pemakaiannya bubuk
kapur ini dicampur dengan pasir dan air menjadi pasta dan pasta ini akan
mengeras karena terjadinya reaksi dengan CO2 dari udara,
terbentuk CaCO3 dan air.
Cement yang banyak dipakai adalah Portland Cement yang banyak
digunakan untuk membuat beton dan perekat bahan bangunan. Portland cement
dibuat dari batu kapur dan tanah liat yang kemudian dihaluskan lalu dibakar.
Pembakaran di dalam kilang putar (rotary kiln) ini menyebabkan bahan-bahan tadi
berdifusi dan menjadi clinker yang keluar dari kilang berbentuk bola-bola.
Clinker ini dicampur dengan sejumlah gips lalu dihancurkan lagi menjadi serbuk
yang halus.
Portland cement terdiri dari berbagai oksida, silikat, aluminat,
dll. Semen ini mulai menjadi keras dalam 24 jam pertama, tetapi pengerasan yang
sempurna akan terjadi setelah kira-kira 28 hari, tergantung pada banyaknya gips
yang dicampurkan. Juga kandungan alumina mempengaruhi kecepatan pengerasan ini,
dengan alumina yang makin banyak dan silika yang makin sedikit akan mempercepat
pengerasan.
PLASTIK (POLIMER)
Pada dasarnya plastik meliputi sekelompok bahan yang mempunyai
molekul besar yang terdiri dari gabungan molekul-molekul yang lebih kecil.
Sebagian besar adalah senyawa organik, terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen. Plastik mempunyai beberapa sifat yang khas:
1.
Ringan, berat jenis 1,2 – 1,6
(logam paling ringan Mg = 1,75)
2.
Penyekat panas dan listrik yang
baik
3.
Surface finish yang baik dapat
diperoleh langsung dari cetakan
4.
Dapat diperoleh dalam berbagai
warna atau transparan
5.
Kekuatan lebih rendah daripada
logam, juga impact strengthnya
6.
Tidak cocok digunakan pada
temperatur yang tinggi
7.
Stabilitas kurang baik,
terutama pada kondisi basah
Mengingat sifat-sifat tersebut maka plastik sangat cocok untuk
digunakan pada barang-barang yang menerima beban rendah/menengah, dengan
konduktivitas panas/listrik yang rendah, dengan pilihan warna yang cukup luas
serta dapat dibentuk hanya dengan satu proses saja. Karena itu sebagian besar
plastik digunakan sebagai kotak/wadah yang harus ringan, berwarna menarik dan
mudah diproduksi, seperti misalnya radio/television cabinet dan berbagai
peralatan rumah tangga. Juga berbagai bagian dari interior mobil, dll.
Plastik juga banyak digunakan pada alat-alat listrik, serta
beberapa bagian dari alat pemanas. Plastik juga banyak digunakan dalam bentuk
“foam”. Foam yang lunak dilapis untuk bagian dalam dan dilapis dengan bagian
yang agak keras berfungsi sebagai peredam getaran/suara, seperti dipakai pada
pesawat terbang, dll. Plastik juga banyak menggantikan logam untuk pembuatan
dies untuk beberapa operasi press working dari sheet metals.
Molekul plastik merupakan suatu rangkaian/rantai dari sejumlah
besar “mer”, karena itu plastik disebut juga polymer, dan nama dari suatu jenis
plastik biasanya disebut dengan menambahkan kata “poly” di depan nama
monomernya, misalnya poluethylene, polyninylchloride, polytetrafluoroethylene,
dll.
Molekul plastik dapat dianggap mempunyai tulang punggung dari
rangkaian atom C dimana pada rangkaian/tulang punggung itu terdapat rusuk-rusuk
atau kalung yang berupa atom-atom lain seperti hydrogen, chlor, fluor, dll.
Antara molekul tulang punggung dan rusuk terikat dengan ikatan yang kuat,
ikatan primer.
Pada beberapa jenis plastik antara beberapa rantai yang saling
berdekatan juga terikat dengan ikatan primer yang kuat. Ikatan ini menyebabkan
molekul polimer itu tidak mudah terurai karena bahan-bahan kimia maupun karena
panas. Hal ini terjadi pada thermosetting plastics, yaitu plastik
yang segera mengeras setelah mencapai temperatur pembentukannya, selanjutnya
tidak akan menjadi lunak walaupun dipanaskan kembali. Pada jenis lain, thermoplastic
plastics, ikatan antara rantai-rantai molekl plastik tidak begitu kuat,
yaitu dengan secondary forces (Van der Waals forces) yang akan menjadi lemah
dengan kenaikan temperatur dan menjadi lebih kuat bila temperatur turun
kembali, karena itu jenis plastik ini akan menjadi lunak bila menerima pemanasan,
mudah dibentuk dan akan menjadi keras lagi bila temperatur turun kembali.
Karena itu thermoplastik plastik dapat dibentuk berulang kali dengan melakukan
pemanasan setiap kali akan membentuknya. Perbedaan ini menyebabkan juga
perbedaan pada proses pembentukannya. Thermosetting plastik biasanya lebih
keras, lebih kuat dan tidak mudah larut dalam suatu cairan pelarut (solvent).
1. Phenolic, cukup kuat, keras,
tidak transparan, mudah diberi warna. Harganya cukup murah, dapat dibentuk
dengan mudah dengan moulding. Termasuk thermosetting plastic.
2. Melamine, juga termasuk
thermosetting plastic, tahan panas, tahan air, tidak bereaksi dengan
bahan-bahan kimia, merupakan isolator listrik yang baik. Banyak digunakan untuk
tableware, alat listrik, dll.
3. Epoxy, ulet/tangguh, elastis,
tidak mudah bereaksi dengan berbagai bahan kimia, kestabilan dimensi cukup
baik, pembuatannya tidak memerlukan temperatur dan tekanan yang tinggi. Banyak
digunakan untuk bahan coating dan untuk alat listrik. Karena mudah dicure pada
tekanan dan temperatur kamar, plastik ini banyak digunakan untuk jigs,
template, forming dies (untuk sheet metal) dan lem/perekat.
4. Acrylic, thermoplastic plastic,
transparan, cukup kuat, tahan impact dan lentur, isolator listrik yang baik,
mudah diberi warna, tahan terhadap berbagai bahan kimia. Acrylic secara optik
paling transparan dari semua jenis plastik, dikenal dengan nama Lucite dan
Plexyglass. Kekurangannya adalah mudah tergores.
5. Nylon, thermoplastic plastic,
tahan abrasi, ulet, kestabilan dimensi baik tetapi harganya relatif cukup
mahal. Dapat diperoleh dengan pembentukan oulded ataupun dalam bentuk filamen
seperti dipergunakan untuk tekstil, tali, senar, dll. Moulded nylon banyak
digunakan untuk bahan bantalan, karena koefisien gesekannya yang sangat rendah.
6. Polystyrene, thermoplastic
plastic, stabilitas dimensi baik, menyerap air hanya sedikit, isolator listrik
terbaik, mudah terbakar dan bereaksi dengan asam.
7. Vynil, dapat dibuat dalam
bentuk tipis yang elastis, seperti karet sampai bentuk yang kekar/kaku. Yang
ulet/fleksible cukup kuat dan tidak mudah lapuk. Jenis yang kaku/kekar
mempunyai stabilitas dimensi baik dan tahan air.
8. Polyethylene, ulet/tangguh dan
tahanan listriknya besar. Banyak digunakan untuk alat dapur yang unbreakable
dan isolasi kabel listrik.
9. Polycarbonate, dikenal karena
kekuatan dan ketangguhannya yang sangat tinggi
10. Silicone, merupakan plastik
yang unik karena rusuk dari rantai molekulnya terdiri dari atom silikon dan
oksigen berselang-seling, jadi termasuk semi-organik. Dikenal sangat tahan
panas, mempunyai sifat dielektrik yang tinggi dan penyerapan kelembaban yang
sangat rendah.
11. Urea formaldehyde,
thermosetting plastic yang dapat dibuat dengan warna terang, yang tidak
terdapat pada phenolic. Sifatnya sama phenolic.
12. Fluorocarbon, dikenal inert
terhadap berbagai macam bahan kimia, tahan temperatur tinggi dan koefisien
gesek yang sangat rendah. Banyak digunakan untuk non-lubricated bearing dan
lapisan nonstick (anti lengket) pada alat masak dan pada setrika, dll.
Bahan plastik jarang sekali digunakan tanpa penambahan beberapa
bahan lain. Penambahan bahan lain ini dimaksudkan untuk memperbaiki beberapa
sifatnya, menurunkan harganya, memperbaiki sifat moldability dan memberi warna.
Bahan tambahan ini dapat dikelompokkan menurut fungsinya yaitu sebagai filler,
plasticizer, coloring agent atau lubricant.
Filler biasanya ditambahkan untuk memperbaiki kekuatan dan membuat
harga produk menjadi lebih murah. Filler biasanya merupakan bagian yang sangat
besar dari suatu barang plastik, karena itu filler diambil dari bahan yang
lebih murah daripada resin plastiknya dan filler akan sangat berpengaruh
terhadap sifat dari barang plastik itu. Filler yang banyak digunakan antara
lain:
1. Wood
flour :
general purpose filler, low cost with fair strength, good moldability.
2. Cloth
fibers :
improved impact strength, fair moldability
3. Macerated cloth : high
impact strength, limited moldability
4. Glass
fibers : high
strength, dimensional stability, translucent
5. Asbestos
fiber : heat resistance, dimensional stability
6. Mica
: excellent electrical properties, low moisture absorption
Ada juga beberapa filler lain
yang mulai banyak digunakan, terutama untuk memberikan kekuatan yang sangat
tinggi bahkan juga pada temperatur tinggi, seperti “whisker” dari beberapa
logam dan non logam, misalnya boron, stainless steel, columbium, titanium,
tantalium, zirkonium, silicon carbide, dll. Whisker ini diameternya antara 1 –
5 mikron dan panjangnya 30 – 1000 mikron, mempunyai modulus elastisitas sangat
tinggi dan kekuatan sampai 3.000.000psi. juga ada yang berbentuk filamen,
seperti fibreglass, graphite atau boron yang diameternya beberapa per seribu
inch dan panjangnya dapat dipilih sesuai dengan keperluan. Ini akan dapat
memberi kekuatan sampai 350.000psi dengan modulus elastisitas 60juta psi.
Plasticizer ditambahkan dalam jumlah yang sangat kecil,
dimaksudkan untuk memperbaiki/ mengendalikan flow (aliran) plastik selama
proses pencetakan (molding). Banyaknya plasticizer yang diperlukan tergantung
pada kerumitan bentuk cetakan dan jumlahnya harus sesedikit mungkin karena akan
berpengaruh terhadap stabilitas dari produk.
COMPOSITE
Composite materials dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi
dari dua bahan atau lebih yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat
masing-masing bahan asalnya. Dengan mengkombinasikan bahan-bahan tertentu maka
akan dapat diperoleh suatu bahan lain dengan sifat yang lebih baik dari
masing-masing bahan asalnya, karena dari masing-masing bahan diambil sifat
baiknya. Kombinasi tersebut harus sedemikian rupa sehingga akan saling
menghilangkan sifat buruk dari bahan asalnya yang baik.
Ada beberapa composite materials yang dapat terjadi secara
alamiah, misalnya saja kayu yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam
matriks lignin. Juga pada berbagai paduan logam, seperti lamel-lamel ferrite
dan cementit (pearlite), paduan aluminium-tembaga dapat terjadi CuAl2 yang
tersebar dalam matriks alpha. Composite materials dapat merupakan kombinasi
dari berbagai bahan, logam dengan logam, logam dengan plastik, logam dengan
keramik, keramik dengan plastik. Tujuan pembentukan komposit adalah untuk
menghilangkan sifat-sifat buruk dari masing-masing komponen bahan yang
berkombinasi sehingga diperoleh bahan lain dengan sifat-sifat yang lebih baik.
Composite material dapat digolongkan menjadi:
1. Agglomerated Materials
Pada agglomerated materials
yang dikombinasikan adalah bahan yang berbentuk butiran dari berbagai ukuran,
dengan suatu bahan perekat. Sebagai contoh adalah beton yang terdiri dari besi
baja, kerikil, pasir, dan semen. Besi baja mempunyai sifat lunak dan ulet,
sehingga mempunyai kemampuan menahan beban tarik dengan baik. Kerikil mempunyai
sifat keras, kemampuan menerima beban tekan akan lebih baik bila rongga di
antara butiran kerikil diisi pasir. Ini semua diikat menjadi satu oleh
perekat/semen, sehingga diperoleh suatu bahan yang keras, padat, tahan kompresi
dan tahan terhadap beban tekuk.
Contoh lain adalah lapisan
aspal untuk permukaan jalan, batu gerinda, dll.
2. Laminates
Bahan laminates dimana bahan –
bahan saling melapisi. Sebagai contoh adalah kayu lapis. Setiap lapisan pada
kayu lapis mempunyai arah serat yang saling tegak lurus dengan lapisan
berikutnya, sehingga akan saling memperkuat.
Laminates juga dapat dilakukan
pada logam dengan logam, seperti pada alclad, yaitu paduan aluminium (kuat tapi
kurang tahan korosi) yang pada permukaanya dilapisi dengan lembaran aluminium
murni (lebih tahan korosi) atau baja karbon yang dilapisi baja tahan karat.
Juga misalnya corrugated sheet yang dilapisi flat sheet (seperti pada karton
pembungkus)
3. Surface Coated Materials
Pada surface coated material,
coating biasanya akan menjadi pelindung bahan yang dilapisi, sedang kekuatan
diperoleh dari bahan yang dilapisi. Misalnya seperti pada baja lapis seng, tin
plated sheet, chrome plated sheet, dll.
4. Reinforced Materials
Reinforced material ini
merupakan kelompok yang paling penting dan paling banyak digunakan. Pada
komposit jenis ini ada sebagian komponen yang tersusun ke arah tertentu dalam
matriks dari komponen lain. Dengan demikian akan memperbaiki kekuatan ke arah
tertentu tersebut. Sebagai contoh dari kelompok ini adalah beton bertulang
(reinforced concrete). Beton tahan terhadap beban tekan tetapi tidak tahan
terhadap beban tarik. Untuk menghilangkan keburukan tersebut, pada beton diberi
baja tulangan yang akan menahan beban tarik.
Bahkan untuk lebih memperkuat
lagi, besi penguatnya diberi tegangan tarik lebih dulu, sebelum adanya beban
luar. Ini dinamakan prestressed concrete (beton pratekan). Contoh lain: glase
fibre reinforced plastic, asbestos reinforced plastic, dll. Akhir – akhir ini
juga banyak dikembangkan berbagai komposit dengan menggunakan berbagai serat
(fiber) dan whisker sebagai reinforcing, seperti fiberglass, graphite, boron,
kevlar, dll., dengan matriks dari logam, plastik, keramik, dll.
Pendekatan/Strategi/Metode
Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi, Eksperimen, dan
Penugasan, dll
3. Model : Discovery Learning
Media, Alat,
Bahan dan Sumber Belajar
Media
·
Tab 4 Samsung 10
in
Sumber Belajar
1.Buku Teori bahan teknik
2.Buku
referensi dan artikel yang sesuai
3. http://pena-engineering.blogspot.com/2015/03/bahan-non-logam.html
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
|
Guru
|
Siswa
|
||
Pendahuluan
|
1. Memberikan
salam, mengkondisikan kelas dan pembiasaan, mengajak dan memimpin berdoa,
menanyakan kondisi siswa dan mempresensi
2. Memberi
motivasi pada siswa
3. Melakukan
apersepsi dan pretest
4. Menyampaikan
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
|
1. Menjawab
salam, menertibkan tempat duduk dan menertibkan diri, berdoa, menjawab
keadaan kondisinya, dan kehadirannya
2. Termotivasi
3. Memperhatikan
dan mengerjakan pretest
4. Memperhatikan
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
|
10
menit
|
Inti
|
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
Menanya
·
Meminta siswa supaya
melakukan diskusi mulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah terhadap
obyak yang diamati pada kelompoknya
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mencoba/mengumpulkan
informasi
·
Memberikan
permasalahan dan meminta siswa untuk melakukan percobaan/praktek pada
kelompoknya
·
Mengamati, membimbing
, dan menilai kegiatan siswa
Mengasosiasi/menganalisis
informasi
·
Mengarahkan siswa
supaya menggali informasi/mengumpulkan data, menganalisa, dan membuat
kesimpulan
·
Mengamati, membimbing,
dan menilai kegiatan siswa
Mengkomunikasikan
·
Meminta untuk membuat
laporan dan menyimpulkan hasil percobaan/praktek dalam kelompoknya
·
Meminta setiap
perwakilan kelompok untuk menyampaikan/menampilkan hasil percobaan/praktek
dan kesimpulan diskusi
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mencipta
·
Meminta siswa supaya
mewujudkan/mempraktekan hasil kajian teoritis dari kegiatan mengkomunikasikan
|
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
Menanya
Melakukan diskusi, mengidentifikasi masalah dan
merumuskan masalah di kelompoknya
Mencoba
Melakukan percobaan/ praktek di kelompoknya
Mengasosiasi
Mengumpulkan informasi/ data, melakukan analisis,
dan menyimpulkan
Mengkomunikasikan
·
Membuat laporan dan
kesimpulan hasil percobaan/ praktek dalam kelompoknya
·
Mempresentasikan
hasil percobaan/ praktek beserta kesimpulannya
Mencipta
Mewujudkan/ mempraktekkan hasil kajian teoritis
dari kegiatan mengkomunikasikan
|
70
menit
|
Penutup
|
1. Mengajak
dan mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/ kesimpulan
2. Memberikan
evaluasi/ penilaian dalam bentuk post test/ tugas
3. Memberikan
remidi/ pengayaan dalam bentuk tugas
4. Memberikan
arahan tindak lanjut pembelajaran, (mengajak dan memimpin berdoa untuk
pelajaran terakhir)
|
1. Membuat
rangkuman/ kesimpulan bersama guru
2. Mengerjakan
tes/ tugas yang diberikan
3. Mencatat
tugas yang diberikan untuk dikerjakan dirumah
4. Memperhatikan
arahan guru (berdoa)
|
10
menit
|
A. PenilaianHasilBelajar
1.
Teknik
Penilaian :
a.
KI-1
dan KI-2 dengan pengamatan / observasi.
b.
KI-3
dengan Tes Tertulis.
c.
KI-4 dengan
portofolio
2.
Bentuk
Instrumen dan Instrumen
a)
Bentuk
Instrumen: Tes tertulis (Uraian)
Instrumen:
1.
Sebutkan jenis-jenis pengolahan
bahan non logam beserta fungsinya ?
2.
Sebutkan dan
jelaskan klasifikasi pengolahan bahan non logam !
3.
Sebutkan dan
jelaskan metode pengolahan bahan non logam!
3.
Prosedur
penilaian
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1.
|
Sikap
|
a.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama di amati selama proses KBM
b. Bekerjasama di amati dalam kegiatan kelompok.
c.
Toleransi
di amati dalam diskusi ketika terjadi proses pemecahan masalah yang berbeda.
d. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
|
Dalam pembelajaran dan saat
diskusi (selama kegiatan inti)
|
2.
|
Pengetahuan
|
Tes tertulis bentuk uraian mengenai bentuk uraian mengenai alat keselamatan kerja yang harus
digunakan pada saat melakukan pengolahan bahan non logam
|
Ulangan Penyelesaian tugas individu, pada akhir KD
|
3.
|
Keterampilan
|
Presentasi
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang alat keselamatan kerja yang harus
dipakai saat bekerja pengolahan
bahan non logam
|
Penyelesaian tugas (individu)
|
B. Pedoman
Penskoran dan Penilaian
1.
Indikator
penskoran sikap Toleransi
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
membantu/menawarkan bantuan pada teman dan
guru yang sedang mengalami kesulitan
|
3
|
Sering membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2
|
Kadang-kadang membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
1
|
Tidak pernah membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2.
Indikator
penskoran sikap Kerja sama
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama-sama menyelesaikan suatu tujuan
tertentu
|
3
|
Sering mengajak / menawarkan pada
teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
2
|
Kadang-kadang mengajak /
menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
1
|
Tidak pernah mengajak /
menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
3.
Indikator
penskoran Pengetahuan
Setiap nomor soal apabila benar nilai 50
Apabila setiap nomor jawabannya kurang sempurna akan diberi skor 25
Kriteria penilaian tes uraian
91 - 100 :
Sangat baik
81 -
90 : Baik
77 -
80 : Cukup
65
– 76 : Kurang
NTB, 23 Agustus 2018
Guru
Mapel,
Khairul
Fuadi, Spd
NIK…………......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar