Rabu, 11 September 2019

RPP DPTM - MENGANALISIS PREDIKSI KEKUATAN SAMBUNGAN


RPP DPTM - MENGANALISIS PREDIKSI KEKUATAN SAMBUNGAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan                  : SMK
Nama Sekolah                         : SMK ONDAK JAYA
Mata Pelajaran                        : DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN
Kelas/Semester                        : X TP 1 / GASAL
Materi Pokok/Tema/Topik      : Menganalisis prediksi kekuatan sambungan
Alokasi Waktu                        : 4 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan                   : 15
Pertemuan Ke                         : 2 dan 3 (4x45menit)

Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan  dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar
KD 1. Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan tentang alam dan fenomenanya dalam mengaplikasikan prediksi kekuatan sambungan pada kehidupan sehari-hari.
KD 2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam mengaplikasikan prediksi kekuatan sambungan dalam kehidupan sehari-hari.
KD 3. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggungjawab dalam mengaplikasikan prediksi kekuatan sambungan pada kehidupan sehari-hari.
KD 4. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dalam mengaplikasikan prediksi kekuatan sambungan kehidupan sehari-hari.
KD 5. Menunjukan sikap responsive, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam mengaplikasikan prediksi kekuatan sambungan
KD 6. Mengidentifikasi prediksi kekuatan sambungan.
KD 7. Mengklasifikasai prediksi kekuatan sambungan.
Indikator
1.      Siswa dapat menjelaskan jenis dan fungsi prediksi kekuatan sambungan.
2.      Siswa dapat menjelaskan prediksi kekuatan sambungan.
3.      Siswa dapat menjelaskan klasifikasi prediksi kekuatan sambungan
Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa memahami jenis dan fungsi prediksi kekuatan sambungan.
2.      Siswa memahami prediksi kekuatan sambungan
3.      Siswa mengatahui klasifikasi prediksi kekuatan sambungan.
Materi Ajar/Pembelajaran
A.    prediksi kekuatan sambungan
 Sambungan permanen dan sambungan tidak permanen

Sambungan (fastener) adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk menghubungkan atau join dua buah komponen atau lebih. Contoh fastener adalah mur, baut, sekrup dan rivet. Tambahannya welding dan perekat (adhesives) bisa digunakan untuk sambungan permanen antara dua komponen.

Komponen sambungan (joining) sangat dibutuhkan dalam hal merancang sebuah produk. Sebagai contoh Boeing 747 memiliki lebih dari 2,5 juta fasteners. Jenis-jenis join diperlihatkan pada Gambar 1 di bawah ini:

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih sambungan adalah:
• Apakah jenis sambungannya permanen atau non-permanen
• Biaya
• Beban (
load) yang akan diterima sambungan
• Usia pakai sambungan
• Tool yang dibutuhkan untuk memasang sambungan
• Toleransi
• Estetika
• Ukuran
• Korosi

B. Sambungan ulir (threaded fasteners)

Salah satu jenis sambungan yang banyak digunakan adalah sambungan ulir (threaded fasteners) dan memiliki banyak jenis. Pada jenis sambungan ini, untuk menyambung komponen digunakan ulir. Bagian umum dari screw fastener adalah ulir berbentuk spriral (helical) yang mengakibatkan screw maju atau mundur (terpasang atau terlepas) dari komponen atau mur ketika diputar. Istilah umum yang digunakan untuk sambungan ulir adalah:
• Komponen laki-laki (male component), sekrup, dengan ulir pada bagian luar diameter
• Komponen perempuan (female component), mur, dengan ulir pada bagian dalam diameter

Sambungan ulir bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu ulir kiri dan ulir kanan tergantung dari arah putaran sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Ulir kanan lebih banyak digunakan sedangkan ulir kiri digunakan untuk keperluan khusus. Bentuk ulir dari screw sangat banyak dan yang paling banyak digunakan adalah ulir “vee”. Detail aspek dari ulir diperlihatkan pada Gambar 3 dan definisinya diperlihatkan pada Tabel 1.



Gambar 2.
 (a) ulir kanan; (b) ulir kiri



Gambar 3.
 Terminologi yang digunakan untuk menjelaskan sebuah ulir


Tabel 1. Thread terminology
Bentuk ulir, sudut helix dan lain sebagainya mengikuti standar tertentu. Standar umum berkaitan dengan ulir dikembangkan oleh Unified National Standard (UNS) dan International Standards Organization (ISO). Kedua standar tersebut menggunakan sudut 60 derajat. Bentuk dari ulir ISO metric diperlihatkan pada Gambar 4. Pada kenyataannya, root pada mur dan crest pada baut berbentuk membulat (rounded) disebabkan karena toleransi manufaktur, yang dirincikan pada BS 3643. Seri kasar (course) dan seri halus (fine) pada ulir didefinisikan pada ISO standar, tetapi seri halus (fine) lebih mahal dan lebih sedikit tersedia di pasaran. Tabel 2 memperlihatkan ukuran standar untuk ISO coarse series hexagon bolts, screw dan mur. ISO metric threads diperlihatkan oleh huruf M, diikuti dengan nominal diameter dan pitch, sebagai contoh, M6 × 1,5.


Gambar 4. ISO metric thread


Tabel 2. Dimensi ulir ISO Metric untuk baut hexagon

Sistem ulir unified pada awalnya diperkenalkan di United Kingdom, Canada dan United States  dalam hal menyediakan standar bersama untuk digunakan di ketiga negara tersebut. Jenis unified threads termasuk Unified coarse pitch thread series (UNC) dan Unified fine pitch thread series (UNF). Sistem unified ditunjukkan dalam notasi. Sebagai contoh ½ bolt, dalam notasi “1/2 in.-13UNC” atau “1/2 in.-20UNF” tergantung dari kasar (coarse) atau halus (fine) ulir yang digunakan.


Tabel 3. American Standard thread dimensions for UNC screw threads


Tabel 4. American Standard thread dimensions for UNF screw threads

Jenis sambungan ulir sangat banyak termasuk mur dan baut, machine screwset screwdan sheer metal screw. Berbagai jenis machine screw diperlihatkan pada Gambar 6.



Gambar 5. Berbagai jenis machine screw,
(a) Flat countersunk head. (b) Slotted truss head. (c) Slotted pan head. (d) Slotted fillister head. (e) Slotted oval countersunk. (f) Round head. (g) Hex. (h) Hex washer. (i) Slotted heaxagon head

Washer (ring) bisa digunakan di bawah baut atau mur atau keduanya untuk mendistribusikan beban pencekaman (clamping load) pada area yang lebih luas. Bentuk sederhana dari washer adalah simple disc dengan lubang pada bagian tengah untuk posisi baut dan mur. Berbagai bentuk washer diperlihatkan pada Gambar 6.


Gambar 6. Washers

Bolted joint terdiri dari beberapa komponen seperti flanges atau plates yang butuh untuk dikencangkan supaya tidak ada gerak relatif antara satu dengan lainnya. Pengencangan akan menyebabkan tekanan antar permukaan. Walaupun beberapa atau banyak komponen bisa digabungkan dengan menggunakan metode ini, secara umum jumlah komponennya hanya dua sebagaimana terlihat pada Gambar 7.



Gambar 7. Features of a typical bolted joint

Untuk sebuah baut (bolt), kekakuan (stiffness) ditentukan dengan menggunakan persamaan:


Dimana

kb : axial spring rate untuk baut (N/m)
d   : diameter nominal baut (m)
E   : modulus Young's untuk material baut (N/m^2)
L   : panjang efektif baut yang menerima beban (m)



Gambar 8. Bolted joint modelling

Gambar 9 memperlihatkan proses penyambungan dua buah komponen dengan menggunakan baut dengan nama flanged joint. Ketika fastener (baut) dikencangkan, tegangan (tension) pada baut akan meningkat. Hal yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan flanged joint adalah kekuatan ulir akan terbatas pada minor diameter. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kekuatan tarik (tensile strength) lebih baik ketika didefinisikan menggunakan rata-rata dari minor diameter dan pitch diameter.

Gambar 9. Flanged joint


Dimana

At  : luas permukaan baut yang menerima beban (N/m)
dp   : diameter pitch (m)
dr   : diameter minor (m)

Untuk ulir UNS,



Untuk ulir ISO,




Tegangan (
stress) pada batang ulir yang disebabkan tegangan tarik:



Secara teoritis ketika sebuah mur dipasangkan pada sebuah ulir semua ulir akan berbagi beban. Namun demikian, keakuratan pada jarak ulir menyebabkan hampir semua beban diterima oleh pasangan pertama ulir.

Baut secara normalnya dikencangkan dengan memberikan torsi pada kepala baut atau mur, akan menyebabkan baut meregang. Peregangan baut ini akan menghasilkan tegangan pada baut yang dinamakan 
preload, yang memberikan gaya pada join supaya bersambung. Torsi relatif mudah untuk diukur menggunakan torsi meter ketika diasembli (dirakit) sehingga metode ini sering digunakan sebagai indikator tegangan baut. Tegangan baut yang tinggi membantu baut tetap kencang dan meningkatkan kekuatan sambungan (join). Preload yang direkomendasikan untuk sambungan tidak permanen adalah:



Untuk sambungan permanen


dimana




Properties material untuk baut baja bisa dilihat pada SAE standard J1199 dan juga bisa dilihat dari katalog produk produsen baut.

Jika informasi yang lengkap mengenai 
proof strength tidak tersedia, maka nilai proof strength bisa diestimasi menggunakan persamaan berikut:






Ketika 
preload telah ditentukan, torsi yang dibutuhkan untuk mengencangkan baut dihitung menggunakan persamaan:


dimana




Nilai K tergantung dari material baut dan ukuran baut. Nilai K untuk berbagai jenis material bisa dilihat pada Tabel 5.



Tabel 5. Nilai konstanta K untuk menentukan torsi pengencangan baut

Contoh soal


Sebuah baut M10 digunakan untuk sambungan non-permanen. Baut terbuat dari low carbon steel dengan nilai proof stress adalah 310 MPa. Tentukan preload dan torsi yang direkomendasikan pada baut.

Solusi

Dari Tabel 2, diketahui pitch untuk baut M10 jenis kasar (coarse) adalah 1,5 mm




Untuk sambungan non-permanen, 
preload yang direkomendasikan adalah




Dari Tabel 5, diketahui nilai K = 0,2.


Torsi yang dibutuhkan untuk mengencangkan baut adalah:



Referensi:

Childs, Peter R.N, Mechanical Design Engineering Handbook, Elsevier, 2014.

Pendekatan/Strategi/Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan     : Scientific
2.      Metode            : Diskusi, Eksperimen, dan Penugasan, dll
3.      Model              : Discovery Learning

Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media
·         Tab 4 samsung 10 in
Sumber Belajar
1.Buku Teori elemen mesin
2.Buku referensi dan artikel yang sesuai
3. http://mhasanalbana.blogspot.com/2016/11/sambungan.html


Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Guru
Siswa
Pendahuluan
1.      Memberikan salam, mengkondisikan kelas dan pembiasaan, mengajak dan memimpin berdoa, menanyakan kondisi siswa dan mempresensi
2.      Memberi motivasi pada siswa
3.      Melakukan apersepsi dan pretest
4.      Menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian

Mengamati
·         Memperagakan
·         Meminta siswa supaya mengamati peragaan dan sumber belajar
·         Mengamati dan membimbing siswa

1.    Menjawab salam, menertibkan tempat duduk dan menertibkan diri, berdoa, menjawab keadaan kondisinya, dan kehadirannya
2.    Termotivasi
3.    Memperhatikan dan mengerjakan pretest
4.    Memperhatikan


Mengamati
·      Memperhatikan
·      Mengamati peragaan dan sumber belajar
·      Menanyakan hal – hal yang belum jelas dalam pengamatan
10 menit
Inti
Mengamati
·         Memperagakan
·         Meminta siswa supaya mengamati peragaan dan sumber belajar
·         Mengamati dan membimbing siswa

Menanya
·         Meminta siswa supaya melakukan diskusi mulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah terhadap obyak yang diamati pada kelompoknya
·         Mengamati, membimbing, dan menilai kegiatan siswa

Mencoba/mengumpulkan informasi
·         Memberikan permasalahan dan meminta siswa untuk melakukan percobaan/praktek pada kelompoknya
·         Mengamati, membimbing , dan menilai kegiatan siswa



Mengasosiasi/menganalisis informasi
·         Mengarahkan siswa supaya menggali informasi/mengumpulkan data, menganalisa, dan membuat kesimpulan
·         Mengamati, membimbing, dan menilai kegiatan siswa

Mengkomunikasikan
·         Meminta untuk membuat laporan dan menyimpulkan hasil percobaan/praktek dalam kelompoknya
·         Meminta setiap perwakilan kelompok untuk menyampaikan/menampilkan hasil percobaan/praktek dan kesimpulan diskusi
·         Mengamati, membimbing, dan menilai kegiatan siswa

Mencipta
·         Meminta siswa supaya mewujudkan/mempraktekan hasil kajian teoritis dari kegiatan mengkomunikasikan

Mengamati
·      Memperhatikan
·      Mengamati peragaan dan sumber belajar
·      Menanyakan hal – hal yang belum jelas dalam pengamatan

Menanya
Melakukan diskusi, mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah di kelompoknya





Mencoba
Melakukan percobaan/ praktek di kelompoknya









Mengasosiasi
Mengumpulkan informasi/ data, melakukan analisis, dan menyimpulkan






Mengkomunikasikan
·      Membuat laporan dan kesimpulan hasil percobaan/ praktek dalam kelompoknya
·      Mempresentasikan hasil percobaan/ praktek beserta kesimpulannya






Mencipta
Mewujudkan/ mempraktekkan hasil kajian teoritis dari kegiatan mengkomunikasikan
70 menit
Penutup
1.      Mengajak dan mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/ kesimpulan
2.      Memberikan evaluasi/ penilaian dalam bentuk post test/ tugas
3.      Memberikan remidi/ pengayaan dalam bentuk tugas
4.      Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, (mengajak dan memimpin berdoa untuk pelajaran terakhir)
1.    Membuat rangkuman/ kesimpulan bersama guru
2.    Mengerjakan tes/ tugas yang diberikan
3.    Mencatat tugas yang diberikan untuk dikerjakan dirumah
4.    Memperhatikan arahan guru (berdoa)
10 menit

A.    PenilaianHasilBelajar
1.       Teknik Penilaian :
a.       KI-1 dan KI-2 dengan pengamatan / observasi.
b.      KI-3 dengan Tes Tertulis.
c.       KI-4 dengan portofolio
2.         Bentuk Instrumen dan Instrumen
a)      Bentuk Instrumen: Tes tertulis (Uraian)
Instrumen:
1.      Sebutkan jenis-jenis kekuatan sambungan beserta fungsinya ?
2.      Sebutkan dan jelaskan klasifikasi proses prediksi kekuatan sambungan !
3.      Sebutkan dan jelaskan metode prediksi kekuatan sambungan!
3.       Prosedur penilaian
No
Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
1.
Sikap

a.   Menghayati dan mengamalkan ajaran agama di amati selama proses KBM
b.  Bekerjasama di amati dalam kegiatan kelompok.
c.   Toleransi di amati dalam diskusi ketika terjadi proses pemecahan masalah yang berbeda.
d.  Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
Dalam pembelajaran dan saat diskusi (selama  kegiatan  inti)
2.
Pengetahuan

Tes tertulis bentuk uraian mengenai bentuk uraian mengenai prediksi kekuatan sambungan
Ulangan Penyelesaian tugas individu, pada akhir KD
3.

Keterampilan

Presentasi
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang prediksi kekuatan sambungan

Penyelesaian tugas (individu)

B.     Pedoman Penskoran dan  Penilaian
1.      Indikator penskoran  sikap Toleransi
Skor
Deskripsi
4
-          Selalu membantu/menawarkan bantuan pada teman dan  guru yang sedang mengalami kesulitan
3
Sering membantu/menawarkan bantuan pada teman dan  guru yang sedang mengalami kesulitan
2
Kadang-kadang membantu/menawarkan bantuan pada teman dan  guru yang sedang mengalami kesulitan
1
Tidak pernah membantu/menawarkan bantuan pada teman dan  guru yang sedang mengalami kesulitan

2.      Indikator penskoran sikap Kerja sama
Skor
Deskripsi
4
-          Selalu mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama-sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
3
Sering mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
2
Kadang-kadang mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
1
Tidak pernah mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu

3.      Indikator penskoran  Pengetahuan
Setiap nomor soal apabila benar nilai  50
Apabila setiap nomor jawabannya kurang sempurna akan diberi skor 25
Kriteria penilaian tes uraian
91 - 100            : Sangat baik
81 -  90 : Baik
77 -  80 : Cukup
65 – 76  : Kurang

                                                                                     NTB, 23 Agustus 2018
                                                                                    Guru Mapel,


Khairul Fuadi, Spd
                                                                                    NIK…………......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar