RPP DPTM - MENGANALISIS SYSTEM GERAK TRANSLASI, ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Satuan
Pendidikan : SMK
Nama
Sekolah : SMK ONDAK JAYA
Mata
Pelajaran : DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN
Kelas/Semester : X TP 1 / GASAL
Materi
Pokok/Tema/Topik : menganalisis system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan
benda tegar
Alokasi
Waktu : 4 Jam Pelajaran
Jumlah
Pertemuan : 14
Pertemuan
Ke : 2 dan 3 (4x45menit)
Kompetensi Inti
KI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar
KD
1. Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan tentang alam dan fenomenanya dalam
mengaplikasikan system gerak
translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar pada
kehidupan sehari-hari.
KD 2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai
tuntunan dalam mengaplikasikan system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan
benda tegar dalam kehidupan sehari-hari.
KD
3. Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggungjawab
dalam mengaplikasikan system gerak
translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar pada
kehidupan sehari-hari.
KD 4. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun,
demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dalam
mengaplikasikan system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar kehidupan
sehari-hari.
KD 5. Menunjukan sikap responsive, proaktif,
konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam mengaplikasikan system
gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar.
KD
6. Mengidentifikasi system
gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar.
KD
7. Mengklasifikasai system
gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar.
Indikator
1.
Siswa dapat menjelaskan
jenis dan fungsi system gerak translasi, rotasi dan
keseimbangan benda tegar
2.
Siswa dapat menjelaskan
system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda
tegar
3. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi system
gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar
Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa memahami
jenis dan fungsi system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar
2.
Siswa memahami system
gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar
3.
Siswa
mengatahui klasifikasi system gerak
translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar
Materi
Ajar/Pembelajaran
A. system
gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar
ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
A.Momen Gaya
Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang
menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan
benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya (torsi) tergantung pada gaya yang
dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya.
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah
N.m yang setara dengan joule.Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah
putaran jarum jam disebut momen gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan
putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Momen gaya oleh F1 adalah t1 = +
F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah t2 = –
F2 . d2
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku
resultan momen gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ t = 0
Pada permainan jungkat-jungkit dapat
diterapkan resultan momen gaya = nol.
∑ t = 0
– F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda
berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ F = 0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan
rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang dapat dibandingkan simbol
besarannya. Dari gambar di atas, tentukan momen total terhadap poros O.
Jarak
OA = 4m dan OB = 8 m, gaya F1 = 10 N, dan
F2 = 6 N.
Jawab
Pada sistem keseimbangan translasi benda
berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
Untuk gaya F1
r1 = OB = 8 m
Besar momen
gaya t1 = F1 sin a1. r1
= 10 . sin 37°. 8
= 10 . 0,6 . 8
= 48 N.m
Arah momen gaya t1 searah perputaran
jarum jam
Untuk gaya F2
r2 = OA = 4 m
Besar momen gaya t2 = F2 sin a2.
r2
= 6 . sin 30°. 4
= 6 . 0,5 . 4
= 12 N.m
Arah momen gaya t2 berlawanan
arah perputaran jarum jam
Momen gaya total adalah
t = t2 + t2
= 48 + 12
= 60 Nm
B.Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang
sejajar , sama besar, dan berlawaanan arah.
d
d
M =
F X d M =
F X d
F
F
Jika pada sebuah benda bekerja sebuah kopel,
benda akan melakukan gerak roasi. Besarnya sebuah kopel dinyatakan dengan momen
kopel (M)
M = F X d
C.Momen Inersia
Setiap benda mempunyai kecenderungan untuk
mempertahankan keadaannya. Misalnya roda sepeda yang berputar cenderung
mengarah pada arahnya semula. Kecenderungan ini disebut inersia rotasi dan
ukuran kecenderungannya dinamakan momen inersia.
.I =t S Fi Ri Sin qi atau t =
( S mi R2 i ) . a
mSi Ri2 disebut momen inersia atau
momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu penjumlahan hasil kali massa
tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya dari sumbu.
Dirumuskan:
I = S mi . Ri2
Definisi lain dari momen inersia adalah
perbandingan gaya resultan (momen) terhadap percepatan sudut.
Dirumuskan:
I =
maka t = I . a
t = I
Karena t = SF . R
dan t = I . a
maka S F . R = I . a
Percepatan tangensial adalah juga percepatan
linier a, yaitu percepatan singgung tepi roda.
a = a . R
a =
persamaan menjadi :
S F . R = I .
Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil
kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak. Untuk menghitungnya harus
diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.
Tabel berikut menunjukkan momen inersia
beberapa benda homogen.
Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal
I
= ½ M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3
MR2
Contoh:
Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada
gambar dihubungkan oleh sebuah batang kaku ringan yang massanya dapat
diabaikan. Tentukan momen inersia sistem partikel terhadap proses:
sumbu AA1,A B
1 kg 2 kg 1 kg 3 kg
2 m 2 m 2 m
A1 B1
umbu BB1!
Penyelesaian:
I = Σ mi . Ri2
= m1 R12 + m2 . R22 +
m3 R32 + m4 R42
= 1 . 02 + 2 . 22 + 1 . 42 + 3
. 62
= 0 + 8 + 16 + 108
I = 132 kg m2
B.Dinamika Gerak Rotasi
Pada pembahasan materi sebelumnya, Anda telah
mempelajari bahwa penyebab gerak translasi adalah gaya F dan penyebab gerak
rotasi adalah momen gaya τ. Menurut Hukum Kedua Newton, persamaan gerak
translasi benda diam bermassa m yang dikenai gaya F dan bergerak dengan
percepatan a adalah F = m x a. Demikian juga untuk benda dengan momen inersia I
yang bergerak rotasi dengan percepatan sudut α karena adanya momen gaya τ,
persamaannya adalah τ = I x α .
1.Momentum dan Impuls Sudut
a.Momentum Sudut
Momentum di definisikan sebagai perkalian
antara massa dan kecepatannya
p = m.v
Momentum sudut sebuah partikel yang berputar
terhadap sumbu putar di definisikan sebagai hasil kali momentum linear partikel
tersebut terhadap jarak partikel ke sumbu putarnya.
L = r x p
KET :
p = momentum linear partikel (Ns)
r = jarak partikel ke sumbu putarnya (m)
L = momentum sudut (Nms)
b.Impuls Sudut
Gambar 6.8 melukiskan sebuah titik partikel
dengan massa m melakukan gerak melingkar berubah beraturan karena pengaruh gaya
F. Berdasarkan hukum II Newton:
F = m . a
F = m . α . R
F. R = m . α . R^2
Besaran mR^2 disebut momen inersia atau momen kelembaman dari partikel bermassa m yang
melakukan gerak rotasi dengan jari-jari R, yang diberi lambang I, dan F.R adalah momen gaya F terhadap titik O, sehingga diperoleh persamaan:
F = m . a
F = m . α . R
F. R = m . α . R^2
Besaran mR^2 disebut momen inersia atau momen kelembaman dari partikel bermassa m yang
melakukan gerak rotasi dengan jari-jari R, yang diberi lambang I, dan F.R adalah momen gaya F terhadap titik O, sehingga diperoleh persamaan:
Pada gerak melingkar berubah beraturan
diperoleh:
Keterangan:
τ . Δt = impuls sudut
I . ωt = momentum sudut pada saat t
I . ω0 = momentum sudut mula-mula
I . ωt – I . ω0 = perubahan momentum sudut.
2.Hukum Kekekalan Momentum Sudut
Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan
bahwa jika resultan momen gaya pada sebuah benda tegar yang bergerak
rotasi bernilai nol maka momentum sudut benda tegar yang bergerak
rotasi selalu konstan. Rumus hukum kekekalan momentum sudut dapat diturunkan
secara matematis dengan memodifikasi rumus hukum II Newton versi momentum
sudut.
Rumus hukum II Newton versi momentum sudut ini
merupakan analogi rotasional dari rumushukum II Newton versi momentum . jika
resultan momen gaya bernilai nol maka rumus diatas berubah menjadi :
3.Beban Dihubungkan dengan Katrol
Beban bermassa m dihungkan dengan tali tidak
bermassa dengan seluruh katrol yang mempunyai momen inersia l dan jari jari R .
Tali ditarik dengan gyaa F sehingga beban bergerak ke atas dengan percepatan
tertentu. Persamaan gerak translasi beda massa m :
T-mg=ma
T=mg + ma
4.Energi Kinetik dan Hukum Kekekalan Energi
Benda yang bertranslasi memiliki energy
kinetik translasi. Begitu juga untuk benda yang berotasi memeliki energi
kinetic rotasi dengan persamaan sebagai berikut :
EK = ½ Iω2
Ketika sedang menggelinding, benda memiliki
energi kinetik yang terbagi atas dua jenis, yaitu energi kinetik translasi dan
energi kinetik rotasi. Anda telah mengetahui pada benda yang bergerak
translasi, energi kinetiknya adalah energi kinetik translasi, yaitu
EK trans = ½ mv2
Sedangkan, pada benda yang berotasi murni, energi kinetiknya adalah energi kinetik rotasi, yaitu
EK rot = ½ Iω2 (1–27)
Pada benda yang menggelinding, gerak benda merupakan perpaduan
antara gerak translasi dan gerak rotasi. Oleh
karena itu, energi kinetik yang
dimiliki benda adalah energi kinetik total,
yaitu
EK tot = EK trans + EK rot
EK tot = ½ mv2 + ½ Iω2
(1–28)
Jika resultan momen gaya luar yang bekerja
pada benda sama dengan nol (tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda),
pada gerak rotasi tersebut berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik, yang
dituliskan sebagai berikut.
ΔEP = ΔEK trans + ΔEK rot
(1–29)
5.Menggelinding
Menggelinding adalah gabungan dari gerak
translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi (penampang bentuk lingkaran).
Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing
gerakan itu.
1. Bila
gaya F berada tepat di sumbu:
– gerak translasi berlaku : F – f = m . a
– gerak rotasi berlaku : f . R = I . a
di mana (a = )
1. Bila
gaya F berada di titik singgung :
– gerak translasi berlaku : F + f = m . a
– gerak rotasi berlaku : (F – f) . R = I
. a (a = )
C.Keseimbangan Benda Tegar
Keseimbangan adalah keadaan tidak bergerak
atau keadaan bergerak dengan kecepatan tetap.
1. TITIK BERAT ATAU PUSAT GRAVITASI
Sebelumnya kita sudah mempelajari konsep pusat massa dan
mengoprek persamaan untuk menentukan posisi pusat massa suatu benda. Kali ini
kita akan berkenalan dan jalan-jalan bersama titik berat atau pusat gravitasi. Konsep titik berat ini hampir sama
dengan pusat massa. Sengaja mengulas pusat massa terlebih dahulu, sebelum
membahas titik berat. Sebelum mempelajari titik berat, alangkah baiknya jika
kita pahami kembali konsep benda tegar dan gaya gravitasi yang bekerja pada
suatu benda tegar.
A. Konsep Benda Tegar
Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu
gurumuda bahas kembali konsep benda tegar. Tujuannya biar dirimu lebih nyambung
dengan penjelasan mengenai titik berat.
Dalam ilmu fisika, setiap benda bisa kita
anggap sebagai benda tegar (benda kaku). Benda tegar itu cuma bentuk ideal yang
membantu kita menggambarkan sebuah benda. Bagaimanapun setiap benda dalam
kehidupan kita bisa berubah bentuk (tidak selalu tegar/kaku), jika pada benda
tersebut dikenai gaya yang besar. Setiap benda tegar dianggap terdiri dari
banyak partikel alias titik. Partikel – partikel itu tersebar di seluruh bagian
benda. Jarak antara setiap partikel yang tersebar di seluruh bagian benda
selalu sama.
Untuk membantumu lebih memahami konsep benda
tegar, lihat ilustrasi ini. Amati gambar di bawah ini.
Ini gambar sebuah benda (contoh). Benda ini
bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel. Pada gambar, partikel –
partikel ditandai dengan titik hitam. Seharusnya semua bagian benda itu
dipenuhi dengan titik hitam, tapi nanti malah gambarnya jadi hitam semua.
Maksudnya adalah menunjukkan partikel-partikel atau titik-titik.
Benda ini kita anggap terdiri dari
partikel-partikel. Partikel-partikel itu diwakili oleh titik hitam. Tanda panah
yang berwarna biru menunjukkan arah gaya gravitasi yang bekerja pada tiap-tiap
partikel. Seandainya benda kita bagi menjadi potongan-potongan yang sangat
kecil, maka satu potongan kecil itu = satu partikel. Jumlah partikel sangat
banyak dan masing-masing partikel itu juga punya massa. Secara matematis bisa
ditulis sebagai berikut :
m1 = partikel 1, m2 = partikel 2,
m3 = partikel 3, m4 = partikel 4, m5 = partikel 5, ……,
mn = partikel terakhir. Jumlah partikel
sangat banyak, lagian kita juga tidak tahu secara pasti ada berapa jumlah
partikel. Untuk mempermudah, maka kita cukup menulis titik-titik (….) dan n.
Simbol n melambangkan partikel yang terakhir.
Gaya gravitasi bekerja pada masing-masing
partikel itu. Secara matematis bisa kita tulis sebagai berikut :
Gaya gravitasi yang bekerja pada partikel =
gaya berat partikel
m1g = w1 = gaya gravitasi yang bekerja
pada partikel 1
m2g = w2 = gaya gravitasi yang bekerja
pada partikel 2
m3g = w3 = gaya gravitasi yang bekerja
pada partikel 3
m4g = w4 = gaya gravitasi yang bekerja
pada partikel 4
m5g = w5 = gaya gravitasi yang bekerja
pada partikel 5
Dan seterusnya………………….
Mng = wn = gaya gravitasi yang bekerja
pada partikel terakhir
Apabila benda berada pada tempat di mana nilai
percepatan gravitasi (g) sama, maka gaya berat untuk setiap partikel bernilai
sama. Arah gaya berat setiap partikel juga sejajar menuju ke permukaan bumi.
Untuk mudahnya bandingkan dengan gambar di atas. Untuk kasus seperti ini, kita
bisa menggantikan gaya berat pada masing-masing partikel dengan sebuah gaya
berat tunggal (w = mg) yang bekerja pada titik di mana pusat massa benda
berada. Jadi gaya berat ini mewakili semua gaya berat partikel. Titik di mana
gaya berat bekerja (dalam hal ini pusat massa benda), di sebut titik berat.
Nama lain dari titik berat adalah pusat gravitasi.
Keterangan :
w = gaya berat = gaya gravitasi yang
bekerja pada benda
m = massa benda
g = percepatan gravitasi
Bentuk benda simetris, sehingga pusat massa
dengan mudah ditentukan. Pusat massa untuk benda di atas tepat berada di
tengah-tengah. Jika bentuk benda tidak simetris atau tidak beraturan, maka
pusat massa benda bisa ditentukan menggunakan persamaan (persamaan untuk
menentukan pusat massa benda ada di pokok bahasan pusat massa).
Jika benda berada pada tempat yang memiliki
nilai percepatan gravitasi (g) yang sama, maka gaya gravitasi bisa dianggap
bekerja pada pusat massa benda itu. Untuk kasus seperti ini, titik
beratbenda berada pada pusat massa benda.
Perlu diketahui bahwa penentuan titik berat
benda juga perlu memperhatikan syarat-syarat keseimbangan. Untuk kasus di atas,
titik berat benda harus terletak pada pusat massa benda, agar syarat 1
terpenuhi
Syarat 2 mengatakan bahwa sebuah benda berada
dalam keseimbangan statis jika tumlah semua torsi yang bekerja pada benda = 0.
Ketika titik berat berada pada pusat massa, lengan gaya = 0. Karena lengan gaya
nol, maka tidak ada torsi yang dihasilkan oleh gaya berat (Torsi = gaya x
lengan gaya = gaya berat x 0 = 0 ). Syarat 2 terpenuhi.
B. Titik Berat Benda
Pada pembahasan sebelumnya, kita menganggap
titik berat benda terletak pada pusat massa benda tersebut. Hal ini hanya
berlaku jika benda berada di tempat yang memiliki percepatan gravitasi (g) yang
sama. Benda yang berukuran kecil bisa memenuhi kondisi ini, tetapi benda yang
berukuran besar tidak. Demikian juga benda yang diletakkan miring (lihat contoh
di bawah).
Bagaimanapun, percepatan gravitasi (g)
ditentukan oleh jarak dari pusat bumi. Bagian benda yang lebih dekat dengan
permukaan tanah (maksudnya lebih dekat dengan pusat bumi), memiliki g yang
lebih besar dibandingkan dengan benda yang jaraknya lebih jauh dari pusat bumi.
Untuk memahami hal ini, amati ilustrasi di bawah ini.
Sebuah balok kayu diletakkan miring. Kita bisa
menganggap balok kayu tersusun dari potongan-potongan yang sangat kecil.
Potongan-potongan balok yang sangat kecil ini bisa disebut sebagai partikel
alias titik. Massa setiap partikel penyusun balok sama. Bentuk balok simetris
sehingga kita bisa menentukan pusat massanya dengan mudah. Pusat massa terletak
di tengah-tengah balok (lihat gambar di atas).
Karena semakin dekat dengan pusat bumi,
semakin besar percepatan gravitasi, maka partikel penyusun balok yang berada
lebih dekat dengan permukaan tanah memiliki g yang lebih besar. Sebaliknya,
partikel yang berada lebih jauh dari permukaan tanah memiliki g lebih kecil. Pada
gambar di atas, partikel 1 yang bermassa m1 memiliki g lebih besar,
sedangkan partikel terakhir yang bermassa mn memiliki g yang lebih kecil.
Huruf n merupakan simbol partikel terakhir. Jumlah partikel sangat banyak dan
kita juga tidak tahu secara pasti berapa jumlah partikel, sehingga cukup
disimbolkan dengan huruf n. Lebih praktis.
Karena partikel yang bermassa m1 memiliki
g lebih besar, maka gaya berat yang bekerja padanya lebih besar dibandingkan
dengan partikel terakhir. Jika kita amati bagian balok, dari m1, hingga mn,
tampak bahwa semakin ke atas, jarak bagian balok-balok itu dari permukaan tanah
semakin jauh. Tentu saja hal ini mempengaruhi nilai g pada masing-masing
partikel penyusun balok tersebut. karena massa partikel sama, maka yang
menentukan besar gaya berat adalah percepatan gravitasi (g). semakin ke atas,
gaya berat (w) setiap partikel semakin kecil.
Bagaimana-kah titik berat balok di atas ?
Titik berat alias pusat gravitasi balok tidak tepat berada pada pusat massanya.
Titik berat berada di bawah pusat massa balok. Hal ini disebabkan karena gaya
berat partikel-partikel yang berada di sebelah bawah pusat massa balok
(partikel-partikel yang lebih dekat dengan permukaan tanah) lebih besar
daripada gaya berat partikel-partikel yang ada di sebelah atas pusat massa
(partikel-partikel yang lebih jauh dari permukaan tanah).
Hampir semua benda yang kita pelajari
berukuran kecil sehingga kita tetap menganggap titik berat benda berhimpit
dengan pusat massa. Memang jarak antara setiap partikel dari pusat bumi (dari
permukaan tanah), berbeda-beda. Tapi karena perbedaan jarak itu sangat kecil,
maka perbedaan percepatan gravitasi (g) untuk setiap partikel tidak terlalu
besar. Karenanya, perbedaan percepatan gravitasi bisa diabaikan. Kita tetap
menganggap setiap bagian benda memiliki percepatan gravitasi yang sama.
2. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda
dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
Benda yang diam (statik), contoh : semua
bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.
Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik),
contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron
mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah
bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi
dua:
Kesetimbangan partikel
Kesetimbangan benda
A. Keseimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat
diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel SF = 0 à
SFx = 0 (sumbu X)
SFy = 0 (sumbu Y)
B. Keseimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: SFx = 0,
SFy = 0, tS = 0
Momen gaya merupakan besaran vektor yang
nilainya sama dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dari titik poros arah
tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan: t = F . d
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran
jarum jam disebut momen gaya positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam
disebut momen gaya negatif.
Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan
pasangan dua gaya yang sama besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak
segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak
rotasi terus menerus.
Contoh Soal
Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari –
jari 1 m. bertumpu dilantai dan bersandar pada anak tangga yang tingginya 0,6 m
dari lantai seperti pada gambar. Tentukan gaya mendatar F minimum untuk
mengungkit roda jika g = 10 m/s2!
Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2
R = 1m
h = 0,6 m
ditanyakan : F min…..?
jawab : W = m .g
= 13.10
= 130 N
l1 = R- h
= 1 – 0,6
= 0,4
l2 = Ö(R2 – l12)
= Ö(12 – 0,42)
= Ö(1 – 0,16)
= Ö0,84
tS = 0
t1 + t2 = 0
F . l1 – W . l2 = 0
F . 0,4 – 130 . Ö0,84 = 0
F = (130Ö0,84)/0,4
= 325Ö0,84 N
Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm
(berat diabaikan) dipakai untuk memikul beban A dan B masing – masing beratnya
48 N dan 42 N. supaya batang setimbang, orang harus memikul (menumpu) di C.
maka tentukan jarak AC!
Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm
FA = 48 N
FB = 48 N
Ditanyakan : Jarak AC…?
Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC
adalah 90 – x
tS = 0
tA + tB = 0
-WA . lA + WB . lB = 0
-48x + 42 (90 – x) = 0
-48x + 3780 – 42x = 0
-90x = 3780
x = 3780/90 = 42 cm
3. KESEIMBANGAN STATIS
Keseimbangan statis yaitu gaya – gaya yang bekerja
pada partikel menyebabkan partikel diam tidak bergerak.
A. Keseimbangan Statis Translasi
Keseimbangan statis adalah
kondisi tertentu dari kon disi dinamis yang memenuhi persamaan dari Hukum
Newton II :
S F = m . a ( 1 – 1 ) yaitu
bahwa percepatanya, a = 0, berarti merupakan kondisi yang diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan. Sehingga persamaan menjadi :
S F = 0 ( 1 – 2 )
S F : jumlah dari vektor gaya -gaya
luar yang dikenakan (bekerja) pada benda, dalam hal ini pada batang atau
link. Gaya luar termasuk gaya aksi dan gaya reaksi, gambar 1a
( a
)
( b
)
( c )
Gambar-1.1, Gaya-gaya luar ( aksi dan reaksi )
benda yang dalam keseimbangan.
Adalah benda yang
mendapat gaya aksi F1 dan F2,
gambar-1b, reaksi yang terjadi pada benda untuk mendacapai keseimbangan
statis, dan gambar-1c poligon gaya yang melukiskan keseimbangan gaya, dari persamaan
(1 -2). Gaya resultan adalah jumlah vektor dari gaya-gaya (gaya luar), berarti
keseimbangan statis terjadi bila gaya resultan adalah nol.
B. Keseimbangan Statis Rotasi
Keseimbangan rotasi dari hokum Newton II :
SM = I . a ( 1 – 3 )
Statis rotasi tercapai bila benda diam atau
bergerak dengan putaran konstan, persamaan (1 -3) menjadi :
SM = 0 ( 1 – 4 )
momen statis yang dihasilkan oleh gaya-gaya
luar terhadap titik putar adalah nol.
Pada gambar-1.2a, menunjukkan batang yang
dikenai gaya aksi F1 dan F2, batang dipen di A dan di
tumpu rol di B. Ilustrasi dari persamaan (1-4) adalah: bila titik
putar di B, maka keseimbangan statis rotasi mendapatkan reaksi RA,
gambar-1.2b. Untuk titik putar di A keseimbangan statis rotasi
mendapatkan reaksi di B, gambar-1.2c.
Dalam hal ini batang juga seimbang dalam
translasi, yang memenuhi persamaan (1 -2), gambar 1.2d.
4. SYARAT – SYARAT KESEIMBANGAN
STATIS BENDA TEGAR
Sekarang mari kita melangkah lebih jauh. Kali
ini kita mencoba melihat faktor-faktor apa saja yang membuat benda tetap dalam
keadaan diam.
A. Syarat Pertama
Dalam hukum II Newton, kita belajar bahwa jika
terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda (benda dianggap sebagai
partikel tunggal), maka benda akan bergerak lurus, di mana arah gerakan
benda = arah gaya total. Kita bisa menyimpulkan bahwa untuk membuat sebuah
benda diam, maka gaya total harus = 0. Gaya total = Jumlah semua gaya yang
bekerja pada benda.
Secara matematis bisa kita tulis seperti ini :
Persamaan Hukum II Newton :
Ketika sebuah benda diam, benda tidak punya
percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0, maka persamaan di atas berubah
menjadi :
Jika gaya-gaya bekerja pada arah horizontal
saja (satu dimensi), maka kita cukup menggunakan persamaan 1. Huruf x menunjuk
sumbu horizontal pada koordinat kartesius (koordinat x, y, z). Jika gaya-gaya
bekerja pada arah vertikal saja (satu dimensi), maka kita cukup menggunakan
persamaan 2. Huruf y menunjuk sumbu vertikal pada koordinat kartesius.
Apabila gaya-gaya bekerja pada bidang (dua
dimensi), maka kita menggunakan persamaan 1 dan persamaan 2. Sebaliknya jika
gaya-gaya bekerja dalam ruang (tiga dimensi), maka kita menggunakan
persamaan 1, 2 dan 3.
Gaya itu besaran vektor (besaran yang punya
nilai dan arah). Dengan berpedoman pada koordinat kartesius (x, y, z) dan
sesuai dengan kesepakatan bersama, jika arah gaya menuju sumbu x negatif (ke
kiri) atau sumbu y negatif (ke bawah), maka gaya tersebut bernilai negatif.
Kita cukup menulis tanda negatif di depan angka yang menyatakan besar gaya.
Contoh :
Amati gambar di bawah
Keterangan gambar :
F = gaya tarik
Fg = gaya gesek
N = gaya normal
w = gaya berat
m = massa
g = percepatan gravitasi
Benda ini dikatakan berada dalam keadaan diam,
karena jumlah semua gaya yang bekerja pada-nya = 0. Sekarang coba kita tinjau
setiap gaya yang bekerja pada benda.
Gaya yang bekerja pada komponen horisontal
(sumbu x) :
Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai
besar yang sama. Arah kedua gaya ini berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau
menuju sumbu x positif (bernilai positif), sebaliknya arah gaya gesekan ke kiri
atau menuju sumbu x negatif (bernilai negatif). Karena besar kedua gaya sama
(ditandai dengan panjang panah) dan arahnya berlawanan, maka jumlah kedua gaya
ini = 0.
Gaya yang bekerja pada komponen vertikal
(sumbu y) :
Pada komponen vertikal (sumbu y), terdapat
gaya berat (w) dan gaya normal (N). Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat
bumi atau menuju sumbu y negatif (bernilai negatif). Sedangkan arah gaya normal
berlawanan dengan arah gaya berat atau menuju sumbu y positif (bernilai
positif). Karena besar kedua gaya ini sama sedangkan arahnya berlawanan maka
kedua gaya saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas berada dalam keadaan
seimbang atau diam, karena gaya total atau jumlah semua gaya yang bekerja pada
benda, baik pada sumbu horisontal maupun sumbu vertikal = 0.
Contoh 2 :
Amati gambar di bawah
Pada benda ini juga bekerja gaya berat dan
gaya normal, seperti benda pada contoh 1. Tapi tidak menggambar komponen gaya
berat dan gaya normal, karena kedua gaya itu saling melenyapkan. Pada kedua
sisi benda dikerjakan gaya seperti yang tampak pada gambar. Besar kedua gaya
sama, tetapi berlawanan arah. Apakah benda akan tetap dalam keadaaan seimbang
atau diam ? tentu saja tidak, karena benda akan berotasi.
Untuk membantumu memahami hal ini, coba
letakkan sebuah buku di atas meja. Selanjutnya, berikan gaya pada kedua sisi
buku itu, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Ketika kita memberikan gaya
pada kedua sisi buku, itu sama saja dengan kita memutar buku. Tentu saja buku
akan berputar atau berotasi. Dalam hal ini buku tidak berada dalam keadaan
seimbang lagi.
Berdasarkan contoh 2 ini, bisa dikatakan bahwa
untuk membuat sebuah benda tetap diam, syarat 1 saja belum cukup. Kita masih
membutuhkan syarat tambahan.
B. Syarat Kedua
Dalam dinamika rotasi, kita belajar bahwa jika
terdapat torsi total yang bekerja pada sebuah benda (benda dianggap sebagai
benda tegar), maka benda akan melakukan gerak
rotasi. Dengan demikian, agar benda tidak berotasi (baca : tidak bergerak),
maka torsi total harus = 0. Torsi total = jumlah semua torsi yang bekerja pada
benda. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
Persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi :
Ketika sebuah benda diam (tidak berotasi), benda
tidak punya percepatan sudut (alfa). Karena percepatan sudut = 0, maka
persamaan di atas berubah menjadi :
Contoh 1 :
Amati gambar di bawah. Dua benda,
masing-masing bermassa m1 dan m2 diletakkan di atas papan
jungkat-jungkit (m1 = m2). Lengan gaya untuk gaya berat m1 = l1,
sedangkan lengan gaya untuk gaya berat m2 = l2 (l1 = l2). Papan
jungkat-jungkit tidak bergerak atau berada dalam keadaan seimbang, karena
m1 = m2 dan l1 = l2. Arah rotasi itu sengaja gurumuda gambar,
untuk menunjukkan kepada dirimu bahwa jungkat-jungkit juga bisa berotasi.
Gambar di atas disederhanakan sehingga yang
kita tinjau hanya komponen gaya, lengan gaya dan torsi yang bekerja pada benda.
Sekarang kita tinjau torsi yang bekerja pada
papan jungkat-jungkit di atas. Jika kita menganggap gaya F1 bisa
menyebabkan papan jungkat jungkit bergerak ke bawah, maka arah putaran papan
(sebelah kiri) berlawanan dengan arah gerakan jarum jam. Karena arah putaran
berlawanan dengan jarum jam, maka Torsi 1 (bagian kiri) bernilai positif.
Demikian juga, apabila kita menganggap gaya
F2 bisa menyebabkan papan berputar maka arah putaran papan (bagian kanan)
searah dengan putaran jarum jam. Karena arah putaran papan searah dengan
gerakan jarum jam, maka torsi 2 bernilai negatif. Tanda positif dan negatif ini
cuma kesepakatan saja.
5. JENIS – JENIS KESEIMBANGAN
Seperti yang sudah dijelaskan pada pokok
bahasan syarat-syarat keseimbangan statis,
sebuah benda berada dalam keadaan diam jika tidak ada gaya total dan torsi
total yang bekerja pada benda tersebut. Dengan kata lain, jika gaya total dan
torsi total = 0, maka benda berada dalam keseimbangan statis (statis = diam).
Tidak semua benda yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu berada
dalam keadaan diam. Mungkin pada mulanya benda diam, tetapi jika diberi
gangguan (misalnya ditiup angin) benda bisa saja bergerak. Persoalannya, apakah
setelah jalan-jalan, benda itu kembali lagi ke posisinya semula atau benda
sudah bosan di posisi semula sehingga malas balik. Hal ini sangat bergantung
pada jenis keseimbangan benda tersebut.
Jika sebuah benda yang sedang diam mengalami
gangguan (maksudnya terdapat gaya total atau torsi total yang bekerja pada benda
tersebut), tentu saja benda akan bergerak (berpindah tempat). Setelah bergerak,
akan ada tiga kemungkinan, yakni : (1) benda akan kembali ke posisinya semula,
(2) benda berpindah lebih jauh lagi dari posisinya semula, (3) benda tetap
berada pada posisinya yang baru.
Apabila setelah bergerak benda kembali ke
posisinya semula, benda tersebut dikatakan berada dalam keseimbangan stabil
(kemungkinan 1). Apabila setelah bergerak benda bergerak lebih jauh lagi, maka
benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil atau tidak stabil (kemungkinan
2) Sebaliknya, jika setelah bergerak, benda tetap berada pada posisinya yang
baru, benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral (kemungkinan 3) Untuk
lebih memahami persoalan ini, alangkah baiknya jika dijelaskan satu persatu.
A. Keseimbangan stabil
Misalnya mula-mula benda diam, dalam hal ini
tidak ada gaya total atau torsi total yang bekerja pada benda tersebut. Jika
pada benda dikerjakan gaya atau torsi (terdapat gaya total atau torsi total
pada benda itu), benda akan bergerak. Benda dikatakan berada dalam keseimbangan
stabil, jika setelah bergerak, benda kembali lagi ke posisi semula. Dalam hal
ini, yang menyebabkan benda bergerak kembali ke posisi semula adalah gaya total
atau torsi total yang muncul setelah benda bergerak. Untuk memudahkan
pemahamanmu, cermati contoh di bawah.
Contoh 1 :
Amati gambar di bawah. Sebuah bola berwarna
biru digantung dengan seutas tali. Mula-mula benda berada dalam keseimbangan
statis/benda diam (gambar 1). Setelah didorong, benda bergerak ke kanan (gambar
2). Sekuat apapun kita mendorong atau menarik bola, bola akan kembali lagi ke
posisi semula setelah puas bergerak.
Sebagaimana tampak pada gambar, titik berat bola berada di bawah titik tumpuh.
Untuk kasus seperti ini, bola atau benda apapun yang digantung selalu berada
dalam keseimbangan stabil.
Amati gambar 2. Bola bergerak kembali ke
posisi seimbang akibat adanya gaya total yang bekerja pada bola (w sin teta).
Gaya tegangan tali (T) dan komponen gaya berat yang sejajar dengan tali (w cos
teta) saling melenyapkan, karena kedua gaya ini memiliki besar yang sama tapi
arahnya berlawanan.
Contoh 2 :
Sebuah bola berada dalam sebuah mangkuk besar.
Mula-mula bola berada dalam keadaan diam (gambar 1). Setelah digerakkan, bola
berguling ria ke kanan (gambar 2).
Perhatikan diagram gaya yang bekerja pada bola
(gambar 2). Komponen gaya berat yang tegak lurus permukaan mangkuk (w cos teta)
dan gaya normal (N) saling melenyapkan, karena besar kedua gaya ini sama dan
arahnya berlawanan. Bola bergerak kembali ke posisinya semula akibat adanya
komponen gaya berat yang sejajar dengan permukaan mangkuk (w sin teta). w sin
teta merupakan gaya total yang berperan menggulingkan bola kembali ke posisi
seimbang.
Contoh ini juga menunjukkan bahwa bola berada
dalam keseimbangan stabil, karena setelah bergerak, bola kembali lagi ke
posisinya semula.
Contoh 3 :
Mula-mula benda berada dalam keseimbangan
statis / benda diam (gambar 1). Seperti yang tampak pada gambar 1, jumlah gaya
total yang bekerja pada benda = 0. Pada benda hanya bekerja gaya berat (w) dan
gaya normal (N), di mana besar gaya normal = besar gaya berat. Karena arahnya
berlawanan, maka kedua gaya ini saling melenyapkan.
Gambar 2 menunjukkan posisi benda setelah di
dorong. Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh. Jika posisi titik berat
masih berada di sebelah kiri titik tumpuh, maka benda masih bisa kembali ke
posisi semula. Benda bisa bergerak kembali ke posisi semula akibat adanya torsi
total yang dihasilkan oleh gaya berat. Dalam hal ini, titik tumpuh berperan
sebagai sumbu rotasi.
Bagaimana kalau benda terangkat ke kiri
seperti yang ditunjukkan gambar 3 ? Kasusnya mirip seperti ketika benda
terangkat ke kanan (gambar 2). Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh.
Benda masih bisa kembali ke posisi semula karena titik berat berada di sebelah
kanan titik tumpuh. Torsi total yang dihasilkan oleh gaya berat menggerakkan
benda kembali ke posisi semula (Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi)
Untuk kasus seperti ini, biasanya benda tetap
berada dalam keseimbangan stabil kalau setelah bergerak, titik berat benda
tidak melewati titik tumpuh. Minimal titik berat tepat berada di atas titik
tumpuh. Untuk memahami hal ini, amati gambar di bawah.
Misalnya mula-mula benda diam. Benda akan
kembali ke posisi semula jika setelah didorong, posisi benda condong ke kanan
seperti ditunjukkan gambar 1 atau gambar 2. Dalam hal ini, titik
beratbenda masih berada di sebelah kiri titik tumpuh atau titik
berat tepat berada di atas titik tumpuh.Untuk kasus seperti ini,
benda masih berada dalam keseimbangan stabil.
Sebaliknya, apabila setelah didorong dan
bergerak, titik berat benda berada di sebelah kanan titik tumpuh, maka benda
tidak akan kembali ke posisi semula lagi, tetapi terus berguling ria ke
kanan/benda terus bergerak menjahui posisi semula (gambar 3). Untuk kasus
seperti ini, benda tidak berada dalam keseimbangan stabil lagi.
Perhatikan gambar di bawah. Persoalannya mirip
dengan contoh sebelumnya, bedanya benda bergerak ke kiri. Benda berada dalam
keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi seimbang),
jika setelah bergerak, titik berat benda berada di sebelah kanan titik tumpuh
(gambar 1) atau titik berat benda tepat berada di atas titik tumpuh (gambar 2).
Sebaliknya, jika setelah didorong dan bergerak, titik berat berada di sebelah
kiri titik tumpuh, maka benda tidak akan kembali ke posisi semula, tapi terus
berguling ria ke kiri. Jika kasusnya seperti ini, benda tidak berada dalam
keseimbangan stabil. Benda berada dalam keseimbangan labil/tidak stabil.
Pada umum, jika titik berat benda berada di
bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada dalam keseimbangan stabil.
Sebaliknya, apabila titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan
benda menjadi relatif. Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga
bisa berada dalam keseimbangan labil. Batas maksimum keseimbangan
stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula) adalah
ketika titik berat tepat berada di atas titik tumpuh. Hal ini disebabkan karena
gaya normal yang mengimbangi gaya gravitasi masih berada dalam daerah kontak,
sehingga torsi yang dikerjakan gaya berat bisa mendorong benda kembali ke
posisi semula. Kalau titik berat sudah melewati titik tumpuh, maka torsi yang
dikerjakan oleh gaya berat akan membuat benda bergerak lebih jauh lagi.
B. Keseimbangan Labil Atau Tidak Stabil
Sebuah benda dikatakan berada dalam
keseimbangan labil atau tidak stabil apabila setelah bergerak, benda bergerak
lebih jauh lagi dari posisinya semula. Biar lebih paham, perhatikan contoh di
bawah.
Sebuah balok mula-mula diam (gambar 1).
Setelah ditabrak tikus, balok tersebut bergerak alias mau tumbang ke tanah
(gambar 2). Amati posisi titik berat dan titik tumpuh. Posisi titik berat
berada di sebelah kanan titik tumpuh. Adanya torsi total yang dihasilkan oleh
gaya berat (w) membuat balok bergerak semakin jauh dari posisinya semula
(gambar 3). Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi.
Contoh 2 :
Sebuah bola, mula-mula sedang diam di atas
pantat wajan yang dibalik (gambar 1). Setelah ditiup angin, bola bergerak ke
kanan (gambar 2). Amati gaya-gaya yang bekerja pada bola tersebut. Komponen
gaya berat yang tegak lurus permukaan wajan (w cos teta) dan gaya normal
(N) saling melenyapkan karena kedua gaya ini mempunyai besar yang sama tapi
arahnya berlawanan. Btw, pada bola bekerja juga komponen gaya berat yang
sejajar permukaan wajan (w sin teta). w sin tetamerupakan gaya total yang
menyebabkan bola terus berguling ria ke bawah menjahui posisinya semula.
C. Keseimbangan Netral
Sebuah benda dikatakan berada dalam
keseimbangan netral jika setelah digerakkan, benda tersebut tetap diam di
posisinya yang baru (benda tidak bergerak kembali ke posisi semula; benda juga
tidak bergerak menjahui posisi semula).
Contoh 1 :
Amati gambar di bawah. Bola berada di atas
permukaan horisontal (bidang datar). Jika bola didorong, bola akan bergerak.
Setelah bergerak, bola tetap diam di posisinya yang baru. Dengan kata lain,
bola sudah malas balik ke posisinya semula; bola juga malas bergerak lebih jauh
lagi dari posisinya semula.
Contoh 2 :
Ini gambar sebuah silinder (drum raksasa yang
dicat biru). Silinder berada di atas permukaan bidang datar. Kasusnya sama seperti
bola di atas. Jika didorong, silinder akan berguling ria. setelah tiba di
posisinya yang baru, silinder tetap diam di situ. Si silinder dah malas
jalan-jalan. Pingin bobo, katanya
Agar dirimu semakin paham, silahkan melakukan
percobaan kecil-kecilan. gunakan benda yang bentuknya mirip dengan benda –
benda di atas.
Berdasarkan penjelasan panjang lebar di atas,
ada beberapa hal yang dapat disimpulkan
Pertama, jika titik berat
benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu berada dalam
keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula setelah
puas jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali.
Untuk kasus seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh
(titik tumpuh berada di antara tali dan tiang penyanggah).
Kedua, jika titik berat benda berada
di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat relatif. Benda bisa berada
dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam keseimbangan
labil/tidak stabil. Perhatikan gambar di bawah. Apabila setelah didorong,
posisi benda seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, benda masih bisa kembali
ke posisi semula (benda berada dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya,
apabila setelah didorong, posisi benda seperti yang ditunjukkan gambar 2, benda
tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan terus berguling ria ke
kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)
Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung
pada bentuk/ukuran benda. Benda yang kurus dan langsing berada dalam
keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri benda tersebut tampak seperti
yang ditunjukkan gambar 1. Alas yang menopang benda tidak lebar. Ketika
disentuh sedikit saja, benda langsung tumbang. Perhatikan posisi tiik berat dan
titik tumpuh. Sebaliknya, benda yang gemuk lebih stabil (lihat gambar 2). Alas
yang menopang benda lumayan lebar. Setelah bergerak, titik beratnya masih
berada di sebelah kiri titik tumpuh, sehingga benda masih bisa kembali ke
posisi semula.
Keempat, keseimbangan benda tergantung
pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Jika posisi berdiri benda seperti
pada gambar 1, benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin niup
dikit aja, benda langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda kurus
sebelumnya.
Sebaliknya, jika posisi benda tampak seperti
pada gambar 2, benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si benda, daripada
berdiri mending bobo saja. biar kalau ada tikus yang nabrak, diriku tidak
ikut-ikutan tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik
tumpuh. Ketika benda berdiri (gambar 1), jarak titik berat dan titik tumpuh
lumayan besar. Ketika benda bobo (gambar 2), jarak antara titik berat dan titik
tumpuh sangat kecil.
Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan
benda sangat bergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh. Semakin jauh
si titik berat dari si titik tumpuh (gambar 1), keseimbangan benda semakin
tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh
(gambar 2), keseimbangan benda semakin stabil.
6. PENYELESAIAN MASALAH KESEIMBANGAN
BENDA TEGAR
Contoh Soal 1 :
Sebuah benda bermassa 10 kg digantungkan pada
seutas tali (lihat gambar di bawah). Tentukan tegangan tali. (g = 10 m/s2)
Panduan Jawaban :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya gaya
yang bekerja pada benda
Langkah 2 : menumbangkan soal
Perhatikan diagram gaya di atas :
Pada benda hanya bekerja gaya berat (w) dan
gaya tegangan tali (T) pada arah vertikal. Sesuai dengan
kesepakatan bersama, gaya bernilai positif
jika arahnya menuju sumbu y positif, sedangkan gaya bernilai
negatif jika arahnya menuju sumbu y negatif.
Syarat sebuah benda berada dalam keadaan
seimbang (untuk arah vertikal / sumbu y) :
Σ Fy = 0
T − w = 0
T − mg = 0
T = mg
T = (10kg)(10m/ s 2 )
T =100kgm/ s 2 =100N
Gaya tegangan tali = 100 N.
Contoh Soal 2 :
Dua benda, sebut saja benda A (10 kg) dan
benda B (20 kg), diletakkan di atas papan kayu (lihat gambar di bawah). Panjang
papan = 10 meter.
Jika benda B diletakkan 2 meter dari titik
tumpuh, pada jarak berapakah dari titik tumpuh benda A harus diletakkan,
sehingga papan berada dalam keadaan seimbang?
(g = 10 m/s2)
Panduan Jawaban :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya
yang bekerja pada benda
Langkah 2 : menumbangkan soal
Perhatikan diagram di atas. Gaya yang bekerja
pada papan adalah gaya berat benda B (FB), gaya berat benda A (FA), gaya berat
papan (w papan) dan gaya normal (N). Titik hitam (sebelah atasnya w papan),
merupakan titik tumpuh. Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi.
Gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N)
berhimpit dengan titik tumpuh / sumbu rotasi sehingga lengan gaya nya nol. w
papan dan N tidak dimasukkan dalam perhitungan.
Torsi 1 = Torsi yang dihasilkan oleh gaya
berat benda B (torsi bernilai positif)
B B = F l 1 τ
( )(2 ) 1 τ = mg m
((20 )(10 / 2 )(2 )
1 τ = kg m s m
(200 / 2 )(2 )
1 τ = kgm s m
2 2
1 τ = 400kgm / s
Torsi 2 = Torsi yang dihasilkan oleh gaya
berat benda A (torsi bernilai negatif)
A A − = F l 2 τ
((10 )(10 / 2 )(x )
2 −τ = kg m s x
(100 / 2 )( )
2 −τ = kgm s x
Papan berada dalam keadaan seimbang jika torsi
total = 0.
Στ = 0
τ1 −τ2 =
400kgm2 / s 2 −
(100kgm/ s 2 )(x) = 0
400kgm2 / s 2 =
(100kgm/ s 2 )(x)
x = 400kgm2/s2 / 100kgm/s2
x = 4 m
Agar papan berada dalam keadaan seimbang,
benda A harus diletakkan 4 meter dari titik tumpuh.
Contoh Soal 3 :
Sebuah kotak bermassa 100 kg diletakkan di
atas sebuah balok kayu yang disanggah oleh 2 penopang (lihat gambar di bawah).
Massa balok = 20 kg dan panjang balok = 20 meter. Jika kotak diletakkan 5 meter
dari penopang kiri, tentukkan gaya yang bekerja pada setiap penopang tersebut.
Panduan Jawaban :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya gaya
yang bekerja pada benda
Catatan :
Perhatikan gambar di atas. Pada alas kotak
juga bekerja gaya normal (N) yang arahnya ke atas. Gaya normal ini berperan
sebagai gaya aksi. Karena ada gaya aksi, maka timbul gaya reaksi yang bekerja
pada balok kayu. Kedua gaya ini memiliki besar yang sama tapi berlawanan arah
(kedua gaya saling melenyapkan). Karenanya kedua gaya itu tidak di gambarkan
pada diagram di atas..
Keterangan diagram :
F1 = gaya yang diberikan penopang (sebelah
kiri) pada balok
F2 = gaya yang diberikan penopang (sebelah
kanan) pada balok
w kotak = gaya berat kotak
w balok = gaya berat balok (bekerja pada titik
beratnya. Titik berat balok berada ditengah tengah)
Langkah 2 : menumbangkan soal
Pada persoalan di atas terdapat 2 titik
tumpuh, yakni titik tumpuh yang berada disekitar titik kerja F1 dan titik
tumpuh yang berada di sekitar titik kerja F2. Kita bisa memilih salah satu
titik tumpuh sebagai sumbu rotasi… Terserah kita, mau pilih titik tumpuh di
bagian kiri (sekitar titik kerja F1) atau bagian kanan (sekitar titik kerja
F2). Hasilnya sama saja…
Misalnya kita pilih titik tumpuh di sekitar
titik kerja F2 (bagian kanan) sebagai sumbu rotasi. Karena F2 berada di sumbu
rotasi, maka lengan gaya untuk F2 = 0 (F2 tidak menghasilkan torsi).
Sekarang mari kita cari setiap torsi yang
dihasilkan oleh masing masing gaya (kecuali F2).
Torsi 1 :
Torsi yang dihasilkan oleh F1. Arah F1 ke atas
sehingga arah rotasi searah dengan putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai
negatif
−τ1 = F1 20m
Torsi 2 :
Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat kotak (w
kotak). Arah w kotak ke bawah sehingga arah rotasi berlawanan dengan arah
putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai positif.
2 τ = (wkotak)(15m)
2 τ = (MassaKotak) (g) (15m)
2 τ = (100kg )(10m /s 2 )(15m )
2 τ =15000kgm / s
Torsi 3 :
Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat balok (w
balok). Arah w balok ke bawah sehingga arah rotasi
berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Karenanya torsi bernilai positif.
( )(10 ) 3 τ = (wbalok)(10m)
( )( )(10 ) 3 τ = (MassaBalok) (g) (10m)
3 τ = (20kg)(10m /s 2 )(10m )
3 τ = 2000kgm / s
Torsi Total :
Benda berada dalam keadaan seimbang, jika
torsi total = 0 (syarat 2 keseimbangan benda tegar).
Στ = 0
τ3 +τ2 −τ1 = 0
15000 kgm2 / s 2 +
2000 kgm2 / s 2 − (F1)(20 m ) = 0
17000 kgm2 /s 2 −
(F1)(20 m ) = 0
17000 kgm2 /s 2 =
(F1)(20 m )
F1 = 17000 kgm 2
/s 2 / 20m
F1 = 850 kgm /s 2
Besarnya gaya yang bekerja pada penopang
sebelah kiri = 850 kg m/s2 = 850 N
Sekarang kita hitung gaya yang bekerja pada
penopang kanan… Benda berada dalam keseimbangan, jika gaya total = 0 (syarat 1
keseimbangan benda – benda dianggap partikel). Catatan : gaya yang berarah ke
atas bernilai positif sedangkan gaya yang arahnya ke bawah bernilai negative
Karena gaya2 di atas hanya bekerja pada arah
vertikal (sumbu y), maka secara matematis, syarat 1 keseimbangan dirumuskan
sebagai berikut :
Σ Fy = 0
F1 − wKotak − wBalok + F2 =
0
850 kgm / s 2 −
(100 kg )(10 m / s 2 ) −
(20 kg)(10 m / s 2 ) + F2 = 0
850 kgm / s 2 −
(1000 kgm /s 2) − (200 kgm / s2 )
+ F 2 = 0
−350 kgm / s 2+ F2 =
0
F2 = 350kgm/ s2
Ternyata besarnya gaya yang bekerja pada penopang
sebelah kanan =
350 kg m/s2 = 350 N
Contoh Soal 4 :
Sebuah papan iklan yang massanya 50 kg
digantung pada ujung sebuah batang besi yang panjangnya 5 meter dan massanya 10
kg (amati gambar di bawah). Sebuah tali dikaitkan antara ujung batang besi dan
ujung penopang. Tentukan gaya tegangan tali dan gaya yang dikerjakan oleh
penopang pada batang besi…..
Panduan Jawaban :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya
yang bekerja pada benda
Keterangan diagram :
Fx = Gaya yang dikerjakan oleh penopang pada
batang besi (komponen horisontal alias sumbu x)
Fy = Gaya yang dikerjakan oleh penopang pada
batang besi (komponen vertikal alias sumbu y)
w batang besi = gaya berat batang besi
(terletak di tengah-tengah si batang besi)
w papan iklan = gaya berat papan iklan
Tx = gaya tegangan tali (komponen horisontal
alias sumbu x)
Ty = gaya tegangan tali (komponen vertikal
alias sumbu y)
Langkah 2 : menumbangkan soal
Gaya Fx dan Fy tidak diketahui. Oleh karena
itu, alangkah baiknya kita pilih titik A sebagai sumbu rotasi. karena berhimpit
dengan sumbu rotasi maka lengan gaya untuk Fx dan Fy = 0 (tidak ada torsi yang
dihasilkan).
Torsi 1 :
Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat batang
besi. Arah w batang besi ke bawah, sehingga arah rotasi searah dengan putaran
jarum jam (Torsi bernilai negatif). Massa batang besi = 10 kg dan g = 10 m/s2.
Titik kerja gaya berada pada jarak 2,5 meter dari sumbu rotasi. Arah/garis
kerja gaya berat tegak lurus dari sumbu rotasi (90o)
Torsi 2 :
Torsi yang dihasilkan oleh gaya berat papan
iklan. Arah w papan iklan ke bawah sehingga arah rotasi searah dengan arah
putaran jarum jam. Karenanya torsi bernilai negatif. Massa papan iklan = 50 kg
dan g = 10 m/s2. Titik kerja gaya berada pada jarak 4 meter dari sumbu rotasi.
Arah/garis kerja gaya berat tegak lurus dari sumbu rotasi (90o).
Torsi 3 :
Torsi yang dihasilkan oleh gaya tegangan tali
untuk komponen horisontal / sumbu x (Tx). Titik kerja gaya tegangan tali berada
pada jarak 5 meter dari sumbu rotasi. Perhatikan arah Tx pada diagram di atas….
Arah Tx sejajar sumbu rotasi (0o)
Torsi 4 :
Torsi yang dihasilkan oleh gaya tegangan tali
untuk komponen vertikal / sumbu y (Ty). Perhatikan arah Tx pada diagram di
atas…. Arah Ty tegak lurus sumbu rotasi (90o). Titik kerja gaya tegangan tali
berada pada jarak 5 meter dari sumbu rotasi. Karena arah gaya ke atas, maka
arah rotasi berlawanan dengan arah putaran jarum jam (Torsi bernilai positif).
Torsi Total :
Benda berada dalam keadaan seimbang, jika
torsi total = 0 (syarat 2 keseimbangan benda tegar).
Gaya tegangan tali untuk komponen y = 450 kg
m/s2 = 450 N
Kita bisa langsung menentukan Gaya tegangan
tali untuk komponen x (Tx). Perhatikan lagi diagram di atas. Tali membentuk
sudut 30o terhadap batang besi. Karenanya besar tegangan tali untuk sumbu
x (Tx) dan sumbu y (Ty) bisa ditentukan dengan rumus sinus dan kosinus…
Gaya tegangan tali untuk komponen x (Tx) = 783
kg m/s2 = 783 N
Gaya yang diberikan penopang pada batang besi
berapa-kah ?
Sekarang kita hitung gaya yang bekerja pada
penopang… Benda berada dalam keseimbangan, jika gaya total = 0 (syarat 1
keseimbangan benda).
Contoh Soal 5 :
Sebuah benda digantungkan pada kedua tali
seperti tampak pada gambar di bawah. Jika massa benda = 10 kg, tentukan gaya
tegangan kedua tali yang menahan benda tersebut. (g = 10 m/s2)
Panduan Jawaban :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya
yang bekerja pada benda
Keterangan gambar :
w = gaya berat benda = mg = (10 kg)(10 m/s2) =
100 kg m/s2
T1 = gaya tegangan tali (1)
T1x = gaya tegangan tali (1) pada sumbu x
= T1 cos 45o = 0,7 T1
T1y = gaya tegangan tali (1) pada sumbu y
= T1 sin 45o = 0,7 T1
T2 = gaya tegangan tali (2)
T2x = gaya tegangan tali (2) pada sumbu x
= T2 cos 45o = 0,7 T2
T2y = gaya tegangan tali (2) pada sumbu y
= T2 sin 45o = 0,7 T2
Langkah 2 : menumbangkan soal
Sebuah benda berada dalam keadaan seimbang,
jika gaya total yang bekerja pada benda = 0 (syarat 1). Terlebih dahulu kita
tinjau komponen gaya yang bekerja pada arah vertikal (sumbu y) :
Kita oprek lagi persamaan 1.
Karena T1 = T2, maka T2 = 71,4 kg
m/s.
Sumber :
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-gerak-rotasi-kinematika-dan-dinamika-momen-gaya-inersia-kesetimbangan-benda-tegar-contoh-soal-kunci-jawaban.html
https://gurumuda.net/hukum-kekekalan-momentum-sudut.htm
https://dewi11ipa2.wordpress.com/2010/02/11/keseimbangan-benda-tegar/
https://pristiadiutomo.wordpress.com/rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar/
Pendekatan/Strategi/Metode
Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi, Eksperimen, dan
Penugasan, dll
3. Model : Discovery Learning
Media, Alat,
Bahan dan Sumber Belajar
Media
·
Tab 4 samsung 10
in
Sumber Belajar
1.Buku Teori mekanika
2.Buku
referensi dan artikel yang sesuai
3 http://analogixiipa2.blogspot.com/2016/01/rotasi-dan-keseimbangan-benda-tegar.html
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
|
Guru
|
Siswa
|
||
Pendahuluan
|
1. Memberikan
salam, mengkondisikan kelas dan pembiasaan, mengajak dan memimpin berdoa,
menanyakan kondisi siswa dan mempresensi
2. Memberi
motivasi pada siswa
3. Melakukan
apersepsi dan pretest
4. Menyampaikan
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
|
1. Menjawab
salam, menertibkan tempat duduk dan menertibkan diri, berdoa, menjawab
keadaan kondisinya, dan kehadirannya
2. Termotivasi
3. Memperhatikan
dan mengerjakan pretest
4. Memperhatikan
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
|
10
menit
|
Inti
|
Mengamati
·
Memperagakan
·
Meminta siswa supaya
mengamati peragaan dan sumber belajar
·
Mengamati dan
membimbing siswa
Menanya
·
Meminta siswa supaya
melakukan diskusi mulai dari mengidentifikasi dan merumuskan masalah terhadap
obyak yang diamati pada kelompoknya
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mencoba/mengumpulkan
informasi
·
Memberikan
permasalahan dan meminta siswa untuk melakukan percobaan/praktek pada
kelompoknya
·
Mengamati, membimbing
, dan menilai kegiatan siswa
Mengasosiasi/menganalisis
informasi
·
Mengarahkan siswa
supaya menggali informasi/mengumpulkan data, menganalisa, dan membuat
kesimpulan
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mengkomunikasikan
·
Meminta untuk membuat
laporan dan menyimpulkan hasil percobaan/praktek dalam kelompoknya
·
Meminta setiap
perwakilan kelompok untuk menyampaikan/menampilkan hasil percobaan/praktek
dan kesimpulan diskusi
·
Mengamati,
membimbing, dan menilai kegiatan siswa
Mencipta
·
Meminta siswa supaya
mewujudkan/mempraktekan hasil kajian teoritis dari kegiatan mengkomunikasikan
|
Mengamati
·
Memperhatikan
·
Mengamati peragaan
dan sumber belajar
·
Menanyakan hal – hal
yang belum jelas dalam pengamatan
Menanya
Melakukan diskusi, mengidentifikasi masalah dan
merumuskan masalah di kelompoknya
Mencoba
Melakukan percobaan/ praktek di kelompoknya
Mengasosiasi
Mengumpulkan informasi/ data, melakukan analisis,
dan menyimpulkan
Mengkomunikasikan
·
Membuat laporan dan
kesimpulan hasil percobaan/ praktek dalam kelompoknya
·
Mempresentasikan
hasil percobaan/ praktek beserta kesimpulannya
Mencipta
Mewujudkan/ mempraktekkan hasil kajian teoritis
dari kegiatan mengkomunikasikan
|
70
menit
|
Penutup
|
1. Mengajak
dan mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/ kesimpulan
2. Memberikan
evaluasi/ penilaian dalam bentuk post test/ tugas
3. Memberikan
remidi/ pengayaan dalam bentuk tugas
4. Memberikan
arahan tindak lanjut pembelajaran, (mengajak dan memimpin berdoa untuk
pelajaran terakhir)
|
1. Membuat
rangkuman/ kesimpulan bersama guru
2. Mengerjakan
tes/ tugas yang diberikan
3. Mencatat
tugas yang diberikan untuk dikerjakan dirumah
4. Memperhatikan
arahan guru (berdoa)
|
10
menit
|
A. PenilaianHasilBelajar
1.
Teknik
Penilaian :
a.
KI-1
dan KI-2 dengan pengamatan / observasi.
b.
KI-3
dengan Tes Tertulis.
c.
KI-4 dengan
portofolio
2.
Bentuk
Instrumen dan Instrumen
a)
Bentuk
Instrumen: Tes tertulis (Uraian)
Instrumen:
1.
Sebutkan jenis-jenis system
gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar beserta fungsinya ?
2.
Sebutkan dan
jelaskan klasifikasi system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda
tegar!
3.
Sebutkan dan
jelaskan metode system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan benda tegar!
3.
Prosedur
penilaian
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1.
|
Sikap
|
a.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama di amati selama proses KBM
b. Bekerjasama di amati dalam kegiatan kelompok.
c.
Toleransi
di amati dalam diskusi ketika terjadi proses pemecahan masalah yang berbeda.
d. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan
|
Dalam pembelajaran dan saat
diskusi (selama kegiatan inti)
|
2.
|
Pengetahuan
|
Tes tertulis bentuk uraian mengenai bentuk uraian mengenai system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan
benda tegar
|
Ulangan Penyelesaian tugas individu, pada akhir KD
|
3.
|
Keterampilan
|
Presentasi
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang system gerak translasi, rotasi dan keseimbangan
benda tegar.
|
Penyelesaian tugas (individu)
|
B. Pedoman
Penskoran dan Penilaian
1.
Indikator
penskoran sikap Toleransi
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
membantu/menawarkan bantuan pada teman dan
guru yang sedang mengalami kesulitan
|
3
|
Sering membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2
|
Kadang-kadang membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
1
|
Tidak pernah membantu/menawarkan
bantuan pada teman dan guru yang
sedang mengalami kesulitan
|
2.
Indikator
penskoran sikap Kerja sama
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
-
Selalu
mengajak / menawarkan pada teman untuk bersama-sama menyelesaikan suatu
tujuan tertentu
|
3
|
Sering mengajak / menawarkan pada
teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
2
|
Kadang-kadang mengajak /
menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
1
|
Tidak pernah mengajak /
menawarkan pada teman untuk bersama sama menyelesaikan suatu tujuan tertentu
|
3.
Indikator
penskoran Pengetahuan
Setiap nomor soal apabila benar nilai 50
Apabila setiap nomor jawabannya kurang sempurna akan diberi skor 25
Kriteria penilaian tes uraian
91 - 100 :
Sangat baik
81 -
90 : Baik
77 -
80 : Cukup
65
– 76 : Kurang
NTB, 23 Agustus 2018
Guru
Mapel,
Khairul
Fuadi, Spd
NIK…………......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar